A. PENDAHULUAN
Pada
tanggal 26 Nopember 1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di Clermont, bagian
tenggara Prancis, dan memerintahkan orang-orang Kristen agar “memasuki
lingkaran Makam Suci, merebutnya dari orang-orang Islam dan menyerahkannya
kembali kepada mereka”. Mungkin inilah pidato paling berpengaruh yang telah
disampaikan oleh Paus sepanjang catatan sejarah.[1]
Inilah awal penjajahan Barat terhadap dunia Islam.[2]
Suatu serangan yang kemudian dikenal
dengan sebutan Perang Salib, yang mempunyai tujuan merebut kota suci Palestina. Di saat ini dunia Islam
sedang mengalami kemerosotan internal yang hebat akibat perbedaan pendapat
antara kaum Syi’ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara mazhab Safii, antara
ras-ras Persia, Arab dan Turki. Sehingga memberikan peluang bagi Barat untuk
menghancurkan kaum Muslimin. Apalagi kemunduran Andalusia, Sicilia dan
puncaknya jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa
Mongol.
Disisi lain, terjadi dengan
kemunduran tiga kerajan Islam di periode pertengahan Sejarah Islam, Eropa Barat
(biasa disebut dengan “Barat” saja), sedang mengalami kemajuan dengan pesat.
Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah Islam. Ketika itu
peradaban Islam dapat dikatakan paling maju, memancarkan sinarnya ke seluruh
dunia, sementara Eropa sedang berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.[3]
Kemajuan Eropa (Barat) memang
bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berfikir umat Islam yang
rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang
Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam
mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian
menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam. Hal ini dimulai sejak abad ke-12
M.[4]
Sekembalinya dari menuntut ilmu,
mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan universitas dengan
meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di
universitas-universitas Islam itu, sehingga dalam perkembangan selanjutnya
melahirkan nilai-nilai rasionalisme, reformasi dan renaissance di
wilayahnya masing-masing. Hal ini tentunya nanti akan membawa implikasi bagi
perkembangan peradaban Islam ketika
Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Islam. Selain itu kedatangan Napoleon ke Mesir
juga merupakan salah satu hal yang menimbulkan beberapa kemajuan bagi
masyarakat Mesir.
Untuk lebih mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan penjajahan Barat terhadap dunia Islam, maka kiranya pada uraian-uaian selanjutnya akan dibahas oleh Penulis tentang:
1.
Apakah
latar belakang penjajahan Barat terhadap dunia Islam? meliputi: a. Kondisi Islam Menjelang kedatangan Penjajahan
Barat, b. Motivasi dan Tujuan sebagai Latar Belakang Penjajahan Barat atas
Islam, c. Wilayah-wilayah Islam yang Jatuh pada Penjajahan Barat .
2.
Bagaimana
Akibat penjajahan Barat terhadap dunia
Islam?
Berikut ini Penulis akan membahasnya
lebih lanjut.
B. LATAR BELAKANG PENJAJAHAN BARAT ATAS
DUNIA ISLAM
a.
Kondisi Islam Menjelang Kedatangan Penjajahan Barat
Pada uraian di atas telah
disinggung bahwa menjelang kedatangan bangsa Barat. Islam berada pada masa kemunduran. Hal tersebutlah
yang memberi peluang cukup besar kepada Barat
untuk melakukan penjajahan terhadap dunia Islam.
Sejak mengalami kemunduran di
Andalusia, Sicilia dan beberapa wilayah Islam lainnya di Asia dan Afrika, dunia
Islam semakin melemah, baik dari segi kekuasaan politik maupun dari segi penguasaan sains dan
teknologi. Kemunduran Islam diperparah dengan jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa
Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.[5]
Padahal Bagdad merupakan simbol negara adidaya Islam yang menjadi kebanggaan
dunia Islam saat itu. Dengan demikian, sejak saat itu tidak ada adikuasa lagi
di dunia Islam. Kekuasaan Islam di Spanyol, terpecah menjadi kesultanan,
seperti Murabithun, Muwahidun, Bani Ibad, Bani Ahmar, dan sebagainya
yang disebut dengan Malukut tawa’if (Raja-raja kecil).[6]
Keadaan semakin parah karena masing-masing kesultanan memiliki kewenangan dan
kekuasaan sendiri, sehingga tidak ada kerja sama yang baik dengan mengatas
namakan Islam dan Umat Islam. Mereka hanya berpikir bagaimana caranya dapat
mempertahankan kekuasaan masing-masing.[7]
Menurut Harun Nasution pada tahun
1492 M berakhir pula kekuasaan Islam di
Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan,
masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh
dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.[8]
Disisi lain umat Islam menghadapi Perang
Salib, perang keagamaan yang terjadi hampir 2 abad antara umat Kristen dengan
umat Islam menjadi sejarah panjang yang memberikan kontribusi berharga bagi
kemajuan bangsa Eropa sekaligus sebuah peristiwa yang sangat memprihatinkan dan
banyak memakan korban dan kerugian umat Islam yang masih membekas pada masa
kemudiannya.
Prajurit Salib datang dari
benteng-benteng yang sangat gersang dan mengira bahwa mereka akan berhadapan
dengan bangsa yang biadap dan Barbar yang lebih dari mereka, ternyata
terperangah ketika sudah berhadapan langsung dengan dunia Timur yang lebih
beradap, maju dengan peredaran uang yang cukup banyak sebagai pondasi
perekonomian.[9]
Sehingga pada kondisi diatas, dunia
Islam mengalami kemunduran di bidang politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemunduran di bidang ilmu pengetahuan di antaranya disebabkan pindahnya pusat
ilmu pengetahuan dari Bagdad ke Bukhara
dan kota-kota lainnya yang berakibat
buku-buku dari kejayaan Islam tidak dapat digali lagi. Tidak berjalannya
penerjemah-penerjemah dari ilmu-ilmu di luar Islam. Sebagaimana dilakukan
tokoh-tokoh cendikiawan Islam sebelumnya, seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu
Rusyd, dan lain-lain yang menyebabkan berhentinya perkembangan pengetahuan.
Dunia Islam juga mengalami kerawanan
ekonomi di segala bidang yang disebabkan perdagangan negara-negara Barat, hasil
dari pertanian dan keuntungan-keuntungan perdagangan direbut oleh Barat.
Bangkitnya bangsa Barat dengan penemuan-penemuan benua baru seperti Bartolomeuz
Diaz, yang menemukan Tanjung Harapan, C. Columbus (1492
M) menemukan benua Amerika, Vasco da Gamma menemukan India (1498),
telah membuat keadaan ekonomi umat Islam menjadi lemah, umat Islam menjadi
sasaran perdagangan dan penjajahan bangsa Barat. Bangsa-bangsa Barat menjadikan
umat Islam sebagai pihak yang harus tunduk pada nafsu untuk memenuhi keuntungan
besar negara-negara Eropa. Akibatnya, segala sesuatu ditentukan oleh banga
Barat dan orang Islam tidak berdaya melawannya. Umat Islam tidak memiliki
pengetahuan yang cukup untuk bersaing dalam dunia ilmu, tidak mempunyai modal
cukup untuk menguasai pasar, dan tidak mempunyai senjata untuk membalas ancaman
serta penindasan penjajah itu.
Kemunduran umat Islam memberi peluang
kepada bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak ke negara-negara Islam.
Mula-mula dengan dalih ingin berdagang atau mencari rempah-rempah ke Timur,
tetapi akhirnya mereka terangsang oleh keuntungan besar dan ambisi yang meluap,
sehingga muncul nafsu kolonialisme. Kedatangan bangsa Barat di wilayah Islam
termasuk Indonesia.
b. Motivasi dan Tujuan sebagai Latar
Belakang Penjajahan Barat atas Islam
Kelemahan dan kemunduran dunia Islam
dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah
negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi bangsa Barat
datang ke negara Islam adalah motivasi politik (Glory), ekonomi (Gold),
agama (Gospel) dan kebudayaan serta motivasi di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi,[10]
serta Requen Vesta.[11]
Sejak itu
lahirlah imprealisme dengan bentuk
penindasan, penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia,
selain istilah Glory, Gold dan Gospel, bangsa Barat mempunyai semboyan juga
yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu
keuntungan, penyiaran agama dan perluasan daerah militer.
- Imprealisme Barat terhadap Islam sebahagian membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu dihadiahkan untuk Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke Timur, termasuk Indonesia menjadi milik Portugis. Selain itu juga diberikan istimewa kepada Portugis dan Spanyol terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemukan untuk tetap menjadi milik mereka dan anak cucunya.
Selain itu penetris Perancis telah
berkembang dengan cepat pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan
untuk melaksanakan keinginannya mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi
perwakilan di Syiria dan Mesir. Kapitulasi-kapitulasi lain yang
mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris dan Belanda serta negara-negara
barat lainnya. Pada abad 18 M (delapan belas) perdagangan Eropa tumbuh dengan
cepatnya dan sejumlah koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syiria
dan Mesir.
2. Tujuan Missionaris
Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat dengan
ucapan Livingstone, bahwa tujuan akhir dari penaklukan geokrafis adalah
permulaan usaha missi Kristen.
Raymundus Lulus, seorang pastor, yaitu seorang
pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan di manapun
berada, Islam baginya adalah palsu dan
harus mati. Oleh karena itu Islam haruslah direbut melalui dominasi politik dan dipertahankan
untuk kemudian diserbu missi, memisahkan kaum muslimin dari agamanya dan
kemudian diganti dengan Kristen.
Antara Gereja dengan imprealisme
terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling memperoleh manfaat dan
saling membantu. Malah pada abad ke 20 rencana salib modren ini dilakukan
dengan teliti melalui kerjasama yang erat antara keduanya.
3. Tujuan penjajahan barat
terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah
militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah petama-tama
dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis.
Inggris telah lebih dahulu menanamkan
pengaruhnya di Hindia (1764 [12]),
sedangkan Mesir dapat ditaklukan Perancis tahun 1798 M (oleh Napoleon).
[13]
Semua negara Kristen bersatu tekad hendak
menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Semangat sabilisme memang tetap
tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan api dalam sekam dan semangat
fanatisme yang tidak pernah lepas dan terus bergejolak hingga sekarang ini
(semangat Requen Vesta). Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia
I (1915) Turki Usmani berada di pihak yang kalah. Sampai akhir tahun 1919
M, Turki diserbu tentara sekutu. Sejak itu Turki Usmani memang benar-benar
tenggelam dan sistem kekhalipahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasan
yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil
alih oleh negara-negara Eropa yang menang perang.
C. Wilayah-wilayah Islam yang Jatuh pada
Penjajahan Barat.
Setelah selesainya ekspedisi militer
yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan Muslim pada priode
1096-1107 dikenal sebagai Perang Salip.[14]
Negeri-negeri Islam yang pertama kali jatuh ke bawah kekuasaan Eropa adalah
negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Kerajaan Usmani, karena kerajaan
ini meskipun terus mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih
cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu.
Negeri-negeri Islam yang pertama dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri Islam
di Asia Tenggara dan di Anak
Benua India.
Sementara, negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan
kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.[15]
Demikianlah, keadaan dunia Islam pada
abad ke-19 M, sementara Eropa sudah jauh meninggalkannnya. Eropa dipersenjatai
dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu
negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu
yang tidak lama, kerajaan-kerajan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia
Islam. Inggris merebut India
dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia
Tengah. Perancis menaklukan Afrika
Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan Islam
itu.[16]
Negara-negara Barat seperti Inggris,
Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai tehnologi
militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam,
sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan
wilayah-wilayah yang berada di bawah wilayah kekuasaan Islam. Akibatnya banyak
negara-negara Islam yang ditaklukan oleh Barat.
Berikut ini akan Penulis sampaikan
beberapa penaklukan yang dilakukan negara-negara Barat, antara lain:
- Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511 M)
- Indonesia jatuh ke tangan Belanda (1602 M)
- Mesir jatuh ketangan Prancis (1798-1802 M)
- Oman dan Qatar jatuh ke tangan Inggris (1802 M)
- Aljazair jatuh ke tangan Perancis (1830-1857)
- Kaukasia jatuh ke tangan Rusia (1834-1857 M)
- Kesultanan Sulu dan Mindanao di Filipina jatuh ke tangan Spanyol (1851)
- Kerajaan Mugal di India dikuasai Rusia (1857 M)
- Bukhara dan Samarkand dikuasai Rusia (1866 M)
- Uzbekistan direbut Rusia (1873-1887 M)
- Tunisia dikuasai Perancis (1881-1883 M
- Mesir dikuasai Inggris (1882 M)
- Eritrea dikuasai Italia (1882 M)
- Senegal dikuasai Perancis (1885-1890 M)
- Nigeria dan Pantai Gading direbut Perancis (1891-1899 M)
- Sudan ditaklukan Inggris (1898 M)
- Baluchistan dikuasai Inggris (1906 M)
- Chad dikuasai Perancis (1900M)
- Kesultanan Tripoli dan Syreneica direbut Italia (1912 M)
- Maroko direbut Perancis dan Spanyol (1912 M)
- Kuwait dikuasai Inggris (1914M)
- Irak dikuasai Inggris (1920M)
- Suriah dan Libanon jatuh ke tangan Perancis (1920 M).[17]
Selain
berupa penaklukan dan penyerangan dunia Barat juga banyak melakukan
penindasan, penghisapan dan perbudakan, yang sangat bertentangan dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Penindasan dilakukan kepada wilayah-wilayah yang telah
dikuasainya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar. Penghisapan terutama
pada hasil bumi dan kekayaaan alam negara yang dijajahnya serta perbudakan
banyak dialami oleh orang-orang Islam yang wilayahnya telah jatuh ke tangan
negara-negara Barat.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai
berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru
menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal
memancapkan kekuasaannya karena kerajan Islam di Asia tenggara lebih lemah
sehingga mudah dapat ditaklukan. Maka pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke
Maluku dengan tujuan dagang, kemudian disusul oleh Belanda, Inggris, Denmark
dan Perancis. Belanda datang pada tahun 1595 M dan dengan memonopoli
perdagangan di Indonesia.
Tentu kedatangan tersebut mendapat berbagai perlawanan dari penduduk setempat.
Walaupun peperangan tersebut dimenangkan Belanda, yang terbesar diantaranya
adalah perang Aceh, perang Paderi di Sumatera Barat dan perang
Diponogoro di Jawa.
Kini meskipun Undang-undang PBB tidak membolehkan
terjadinya penjajahan diatas dunia ini karena merupakan pelanggaran HAM, namun
karena Amerika Serikat sebagai polisinya dunia nampaknya sering sekali tidak
berlaku adil terhadap Umat Islam, sehingga bagi kita PBB cendrung merugikan Umat Islam di Dunia.
Seperti persoalan Palestina yang tidak kunjung selesai, Irak dan lain
sebagainya.
C. AKIBAT PENJAJAHAN BARAT-BANGSA BARAT ATAS
DUNIA ISLAM
Tidak dapat dipungkiri bahwa akibat
penjajahan bangsa-bangsa Barat terhadap Islam telah berdampat negatif yang
sangat mendalam pada masyarakat Islam. Selama masa penjajahan, orang Islam
harus berkorban dalam medan
perang demi menyelamatkan panji-panji Islam. Bayaran yang dikeluarkan sangat
mahal, tidak hanya ongkos politik, ekonomi, budaya, agama, juga bidang-bidang
lain, terutama ilmu pengetahuan dan moral bangsa, yang terimbas oleh
pengaruh-pengaruh penjajahan bangsa-bangsa Barat atas dunia Islam. Bahkan kini
masyarakat Islam masih harus membayar ongkos tersebut. Karena penjajahan
tersebut telah melumpuhkan masyarakat Muslim, membekukan pemikiran dan mengubur
kejayaan Islam masa lalu. Lebih buruk lagi, penjajahan tersebut telah merusak
rasa percaya diri orang Islam, sehingga membuat mereka tidak berdaya.
Penjajahan barat yang dilakukan Barat terhadap Islam sampai sekarang nampaknya
masih memberikan sakit hati yang mendalam
bagi Umat Islam.
Akibat Penjajahan Barat atas Dunia
Islam bagi Barat menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah Dunia,
diantaranya:
- Dengan adanya penjajahan Barat atas dunia Islam telah membawa Eropa ke dalam kontak langsung dengan dunia Muslim dan terjadinya hubungan antara timur dan barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi dorongan besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting dalam menumbuhkan Renesance di Eropa.
- Keuntungan penjajahan Barat atas Islam bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian, dan penemuan penting, seperti kompas pelaut, kincir angin, dan sebagainya dari orang Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara
bertani yang maju dan mempelajari kehidupan industri timur yang
10
lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa,
mereka mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang-barang timur, dan karena
kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat lebih berkembang.
- Kegiatan perdagangan tersebut mengarah pada perkembangan kegiatan maritim di Laut Tengah. Orang-orang Islam yang pernah
menguasai Laut Tengah kehilangan kekuasaan,
sementara orang Eropa bebas menggunakan jalan laut melalui Laut Tengah
tersebut.[18]
Secara garis besar dengan masuknya Dunia Barat
ke dunia Islam
mengakibatkan
kemunduran bagi kaum Muslimin yang disebabkan kemauan penjajah yang
dikendalikan oleh keserakahan untuk menguasai dan memperkuat wilayah mereka.
Namun disisi lain ada benarnya juga
bahwa Barat mempunyai andil dalam memajukan dunia Islam. Pada saat Barat
mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban, dengan persentuhan dengan
Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu mereka
berusaha bangkit dengan mencontoh Barat
dalam masalah-masalah politik dan peradaban. Yang pertama merasakan itu adalah
Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan
Eropa.
Kekalahan-kekalahan serupa ini mendorong Raja-raja
dan pemuka-pemuka Kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan
mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa,
terutama kemajuan di Perancis sebagai negara terkemuka di waktu itu. Eropa
mulai mempunyai arti penting bagi pemuka-pemuka Usmani. Orang-orang Eropa
selama ini dipandang sebagai “ kapir” dan rendah, mulai dihargai. Duta-duta pun
dikirim ke Eropa untuk mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat.[19]
Kedatangan Napoleon ke Mesir menjadi satu
peristiwa penting yang menandai terbitnya zaman baru dalam berbagai bidang,
yang sepenuhnya berbeda dengan masa lalu. Sambil membawa perlengkapan yang
lain, penyerbu Prancis ini membawa mesin cetak berbahasa Arab yang ia rampas
dari Vatikan ke Kairo. Mesin cetak itu merupakan mesin pertama yang dikenal di
lembah sungai Nil. Berawal dari mesin itu, dunia percetakan Mesir berkembang
lebih jauh hingga muncul Matba’ah Bulaq (percetakan Bulak). [20]
Menurut Philip K. Hitti persentuhan yang
terjadi dengan tiba-tiba dengan Barat ini menyentakkan perhatian dan membangun
mereka untuk bangun dari tidur panjangnya. Fenomena ini yang mengobarkan api
intelektual yang membakar umat Islam untuk bangkit kembali. Sehingga Muhammad
Ali mulai mengundang beberapa perwira Prancis, dan perwira Prancis, dan perwira-perwira negara Eropa
lainnya untuk melatih angkatan militernya.
Penjajahan barat juga memicu gerakan
pembaharuan dalam Islam, yang didorong oleh 2 faktor yang saling mendukung,
yaitu:
- Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dalam ilmu pengetahuan di Barat. Yang pertama seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1787) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India, dan gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair dan tokoh-tokoh Islam lainnya, yang kita kenal sebagai tokoh modernisasi Islam.
- Tercermin dari pengiriman para pelajar Muslim ke negara-negara eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam. Pelajar-pelajar Muslim asal India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.
Gerakan pembaharuan itu dengan
segera juga memasuki dunia politik, karena Islam tidak bisa dipisahkan dengan
dunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan
Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh
gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah.[21]
Namun gagasan ini baru disuarakan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal,
Jamaluddin Al-Afghani (1839-w).
Menurut L. Stoddard, Al-Afghanilah orang pertama yang menyadari sepenuhnya akan
dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan dirinya untuk
memperingatkan dunia Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha yang teliti
untuk pertahanan.[22]
Pengaruh Barat terutama terlihat pada
lapisan atas dan menengah, terutama pada intelegensi orang yang memperoleh
pendidikan Barat, yang dijumpai pada tiap negeri Timur.
Memang benar bahwa akibat penjajahan
Barat atas dunia Islam memainkan peranan besar dalam memajukan dunia Islam. Tampa peradaban Barat
dunia Islam tentu masih seperti keadaan semula, tetapi itu tidak berarti bahwa
peradaban Barat tidak mengandung cacat dan kekurangan. Peradaban Barat telah
menjauhkan dunia Islam dari peradaban Islam yang lama. Akhirnya peradaban Islam
bukan lagi produk dari kaum Muslimin mandiri.
- Antara lain akibat dari bahaya penjajahan bangsa-bangsa Barat atas Dunia Islam yang harus kita waspadai adalah bahaya dalam bidang: Politik Karena penjajahan tersebut menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajah. Dengan masuknya politik kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tampa menghiraukan penderitaan orang lain, khususnya rakyat kecil akan menjadi semakin tertindas. Selain itu paham komunis yang menumbuhkan sikap yang menghalalkan cara untuk mencapai tujuan hingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa serta umat Islam.
- Bahaya dalam bidang Ekonomi berdampak akan menambah kemiskinan, kesengsaraan umat Islam. Karena sistem Kapitalisme akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran. Karena prinsif ekonomi kapitalisme membenarkan pemilik modal untuk mempergunakan modalnya untuk menguasai pasar secara bebas, terpenting bagi sistem kapitalisme adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tampa menghiraukan para ekonomi kecil.
- Dampak dari Bidang Sosial Pendidikan pada masa penjajahan akan membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan. Kaum agamais juga senantiasa diwaspadai dalam berorganisasi karena dikhawatirkan melakukan pemberontakan. Demikian juga dalam memperoleh pendidikan pada masa penjajahan hanya anak pejabat dan kaum terhormat saja yang dibenarkan mengenyam pendidikan
itupun
karena memenuhi kebutuhan penjajahan.
- Dampak lain adalah bahaya dalam bidang Budaya, karena budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama, seperti minuman arak, berjudi, pergaulan bebas dan lain-lain. Terutama dikumandangkannnya perlindungan Hak-hak Azazi manusia yang dimaknai dengan arti yang sebebas-bebasnya.
14
KESIMPULAN
Akibat penjajahan bangsa Barat atas
wilayah Islam menimbulkan anyak kerugian yang dialami Islam pada masa itu baik
dari materi maupun non materi yang menimbulkan imperialisme dengan bentuk
penindasan, penghisapan dan perbudakan di wilayah Islam.
Hal ini terjadi karena kondisi umat
Islam yang sedang mengalami kemunduran.
Sehingga bangsa Barat menggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Penjajahan bangsa Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan
latar belakang sebagai berikut:
1. Marcenary yaitu untuk mencari
keuntungan negara Barat di negara-negara Islam atau di kenal dengan Gold
2. Missionary yaitu untuk
menyebarkan agama Kisten pada negara-negara jajahannnya, dikenal dengan istilah
Gospel
3. Military
yaitu perluasan wilayah militer disebut juga Glori
Selain
hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah semangat Requin Vesta
yaitu semangat balas dendam terhadap umat Islam yang pernah mengambil wilayah
Barat menjadi wilayah Islam yang berpadu dengan latar belakang politik dan
ekonomi.
Penjajahan Barat terhadap dunia
Islam selain berdampak negatif, ternyata membawa implikasi luas terhadap
perkembangan peradapan Islam
baik material maupun non material. Selain itu Penjajahan Barat telah
memicu umat Islam dari ketertinggalan pada masa kemunduran sehingga memicu
gerakan pembaharuan dalam Islam, yang bertujuan untuk memurnikan agama
Islam dan menimba gagasan-gagasan
pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.
Meskipun
demikian dapat disadari bahwa peradaban Barat tidak seratus persen benar, dan
ketidakbenaran tersebut telah menjauhkan umat Islam dari peradaban lama. Tapi
yang perlu kita sikapi bahwa selagi itu tidak bertentangan dengan Alquran dan
Hadis dapat kita terima dan jika bertolak belakang akan kita tolak.
15
BIBLIOGRAFI
Ali,
K, Sejarah Islam (Tarikh Pramodren), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Asnawi, Muh, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2006
Hamka,
Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.
K.
Hitti, Philip, History of the Arabs,
Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006.
Muradi,
A, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:
Toha Putra, 2006.
Nasution,
Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, cetakan ke lima, Jakarta: UI Press, 1985.
----------------------,
Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Poeradisastra,S.I,
Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan
Peradaban Dunia, Jakarta:
P3M, 1986.
Sauders,
J. J, A History of Medieval Islam, London:
Routledge and Kegal Paul, Henlet and Boston,
1965
Stoddard,L, Dunia Islam Baru, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1966.
Sunanto,
Musrifah, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Prenada Media,
2003.
Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia,
2008
Syalabi, Ahmad, Imperium Turki Usmani, Jakarta:
Kalam Mulia, 1988
Yatim,
Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
PT. Grafindo Persada, 2008.
[2] Yang dengan
dimaksud dengan dunia Islam adalah negeri-negeri atau negara-negara yang
presentase penduduk muslimnya lebih dari 50 % dari keseluruhan jumlah penduduk.
Pertimbangan pertama dan terpenting. Namun demikian terdapat
pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pertimbangan undang-undang, kapan
negeri itu menjadikan islam merupakan undang-undang resminya, atau bahwa
syariat Islam merupakan sumber utama bagi perundang-undangan negaranya juga
masuk ke dalam negara Islam. Terdapat pula pertimbangan ketiga yang tidak
begitu penting, yaitu posisi kepala negara.
Negara yang dipimpin oleh seorang muslim sudah tentu secara keadaan umum
merupakan negara Islam. Lihat: Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam,
Penterjemah: H. Samson Rahman, (Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2003), h. 457
[4] S.I.
Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Dunia,
(Jakarta: P3M, 1986), h. 70
2
[8] Harun
Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI
Press, 1985, cetakan kelima), h. 623
3
[9] Musrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Islam, (Jakarta:
Prenada Media, 2003), h. 187
4
[19] Harun
Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, cetakan
Kesebelas, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h.
15.
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar