Selasa, 23 Februari 2016

PENJAJAHAN BANGSA-BANGSA BARAT ATAS DUNIA ISLAM (LATAR BELAKANG DAN AKIBATNYA)



A.    PENDAHULUAN

          Pada tanggal 26 Nopember 1095 Paus Urban menyampaikan pidatonya di Clermont, bagian tenggara Prancis, dan memerintahkan orang-orang Kristen agar “memasuki lingkaran Makam Suci, merebutnya dari orang-orang Islam dan menyerahkannya kembali kepada mereka”. Mungkin inilah pidato paling berpengaruh yang telah disampaikan oleh Paus sepanjang catatan sejarah.[1]
         Inilah awal penjajahan Barat  terhadap dunia Islam.[2] Suatu  serangan yang kemudian dikenal dengan sebutan Perang Salib, yang mempunyai tujuan merebut kota suci Palestina. Di saat ini dunia Islam sedang mengalami kemerosotan internal yang hebat akibat perbedaan pendapat antara kaum Syi’ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara mazhab Safii, antara ras-ras Persia, Arab dan Turki. Sehingga memberikan peluang bagi Barat untuk menghancurkan kaum Muslimin. Apalagi kemunduran Andalusia, Sicilia dan puncaknya jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol.
          Disisi lain, terjadi dengan kemunduran tiga kerajan Islam di periode pertengahan Sejarah Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan “Barat” saja), sedang mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik sejarah Islam. Ketika itu peradaban Islam dapat dikatakan paling maju, memancarkan sinarnya ke seluruh dunia, sementara Eropa sedang berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.[3]

         Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berfikir umat Islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban Islam ke Eropa itu adalah Perang Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang Eropa yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat Islam. Hal ini dimulai sejak abad ke-12 M.[4]
         Sekembalinya dari menuntut ilmu, mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas Islam itu, sehingga dalam perkembangan selanjutnya melahirkan nilai-nilai rasionalisme, reformasi dan renaissance di wilayahnya masing-masing. Hal ini tentunya nanti akan membawa implikasi bagi perkembangan peradaban Islam  ketika Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Islam.  Selain itu kedatangan Napoleon  ke Mesir  juga merupakan salah satu hal yang menimbulkan beberapa kemajuan bagi masyarakat Mesir.
         Untuk lebih mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penjajahan Barat terhadap dunia Islam, maka kiranya pada  uraian-uaian selanjutnya akan  dibahas oleh Penulis tentang:
1.    Apakah latar belakang penjajahan Barat terhadap dunia Islam? meliputi: a.  Kondisi Islam Menjelang kedatangan Penjajahan Barat, b. Motivasi dan Tujuan  sebagai  Latar Belakang Penjajahan Barat  atas  Islam, c. Wilayah-wilayah Islam yang Jatuh pada Penjajahan Barat . 
2.    Bagaimana Akibat  penjajahan Barat terhadap dunia Islam?
      Berikut ini Penulis akan membahasnya lebih lanjut.

B.  LATAR BELAKANG  PENJAJAHAN BARAT ATAS
DUNIA ISLAM

a.    Kondisi Islam Menjelang Kedatangan Penjajahan Barat

            Pada uraian di atas telah disinggung bahwa menjelang kedatangan bangsa Barat. Islam  berada pada masa kemunduran. Hal tersebutlah yang memberi peluang cukup besar kepada Barat  untuk melakukan penjajahan terhadap dunia Islam.
          Sejak mengalami kemunduran di Andalusia, Sicilia dan beberapa wilayah Islam lainnya di Asia dan Afrika, dunia Islam semakin melemah, baik dari segi kekuasaan politik  maupun dari segi penguasaan sains dan teknologi. Kemunduran Islam diperparah dengan jatuhnya Bagdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulaghu Khan pada tahun 1258 M.[5] Padahal Bagdad merupakan simbol negara adidaya Islam yang menjadi kebanggaan dunia Islam saat itu. Dengan demikian, sejak saat itu tidak ada adikuasa lagi di dunia Islam. Kekuasaan Islam di Spanyol, terpecah menjadi kesultanan, seperti Murabithun, Muwahidun, Bani Ibad, Bani Ahmar, dan sebagainya yang disebut dengan Malukut tawa’if (Raja-raja kecil).[6] Keadaan semakin parah karena masing-masing kesultanan memiliki kewenangan dan kekuasaan sendiri, sehingga tidak ada kerja sama yang baik dengan mengatas namakan Islam dan Umat Islam. Mereka hanya berpikir bagaimana caranya dapat mempertahankan kekuasaan masing-masing.[7]
            Menurut Harun Nasution pada tahun 1492 M  berakhir pula kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.[8]
           Disisi lain umat Islam menghadapi Perang Salib, perang keagamaan yang terjadi hampir 2 abad antara umat Kristen dengan umat Islam menjadi sejarah panjang yang memberikan kontribusi berharga bagi kemajuan bangsa Eropa sekaligus sebuah peristiwa yang sangat memprihatinkan dan banyak memakan korban dan kerugian umat Islam yang masih membekas pada masa kemudiannya.
          Prajurit Salib datang dari benteng-benteng yang sangat gersang dan mengira bahwa mereka akan berhadapan dengan bangsa yang biadap dan Barbar yang lebih dari mereka, ternyata terperangah ketika sudah berhadapan langsung dengan dunia Timur yang lebih beradap, maju dengan peredaran uang yang cukup banyak sebagai pondasi perekonomian.[9]
          Sehingga pada kondisi diatas, dunia Islam mengalami kemunduran di bidang politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemunduran di bidang ilmu pengetahuan di antaranya disebabkan pindahnya pusat ilmu pengetahuan dari Bagdad ke Bukhara dan kota-kota lainnya yang berakibat  buku-buku dari kejayaan Islam tidak dapat digali lagi. Tidak berjalannya penerjemah-penerjemah dari ilmu-ilmu di luar Islam. Sebagaimana dilakukan tokoh-tokoh cendikiawan Islam sebelumnya, seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan lain-lain yang menyebabkan berhentinya perkembangan pengetahuan.
          Dunia Islam juga mengalami kerawanan ekonomi di segala bidang yang disebabkan perdagangan negara-negara Barat, hasil dari pertanian dan keuntungan-keuntungan perdagangan direbut oleh Barat. Bangkitnya bangsa Barat dengan penemuan-penemuan benua baru seperti Bartolomeuz Diaz, yang menemukan Tanjung Harapan, C. Columbus (1492 M) menemukan benua Amerika, Vasco da Gamma menemukan India (1498), telah membuat keadaan ekonomi umat Islam menjadi lemah, umat Islam menjadi sasaran perdagangan dan penjajahan bangsa Barat. Bangsa-bangsa Barat menjadikan umat Islam sebagai pihak yang harus tunduk pada nafsu untuk memenuhi keuntungan besar negara-negara Eropa. Akibatnya, segala sesuatu ditentukan oleh banga Barat dan orang Islam tidak berdaya melawannya. Umat Islam tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk bersaing dalam dunia ilmu, tidak mempunyai modal cukup untuk menguasai pasar, dan tidak mempunyai senjata untuk membalas ancaman serta penindasan penjajah itu.
          Kemunduran umat Islam memberi peluang kepada bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak ke negara-negara Islam. Mula-mula dengan dalih ingin berdagang atau mencari rempah-rempah ke Timur, tetapi akhirnya mereka terangsang oleh keuntungan besar dan ambisi yang meluap, sehingga muncul nafsu kolonialisme. Kedatangan bangsa Barat di wilayah Islam termasuk Indonesia.

b.   Motivasi dan Tujuan sebagai Latar Belakang  Penjajahan Barat      atas Islam

         Kelemahan dan kemunduran dunia Islam dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa Barat untuk bangkit dan bergerak menuju ke arah negara-negara Islam serta menguasai dan menjajahnya. Motivasi bangsa Barat datang ke negara Islam adalah motivasi politik (Glory), ekonomi (Gold), agama (Gospel) dan kebudayaan serta motivasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,[10] serta Requen Vesta.[11]
 Sejak itu lahirlah  imprealisme dengan bentuk penindasan, penghisapan, perbudakan yang merupakan lembaran hitam umat manusia, selain istilah Glory, Gold dan Gospel, bangsa Barat mempunyai semboyan juga yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu keuntungan, penyiaran agama dan perluasan daerah militer.
  1. Imprealisme Barat terhadap Islam sebahagian membawa keuntungan bagi negara-negara Barat, hal itu dapat dilihat saat Paus membagi dunia menjadi 2 bagian pada tahun 1493, yang satu dihadiahkan untuk  Spanyol dan yang lain untuk Portugis. Daerah Demarkasi inilah yang memberikan daerah mulai dari Brazil ke Timur, termasuk Indonesia menjadi milik Portugis. Selain itu juga diberikan istimewa kepada  Portugis dan Spanyol terhadap laut, pulau dan benua yang telah ditemukan untuk tetap menjadi milik mereka dan anak  cucunya.
Selain itu penetris Perancis telah berkembang dengan cepat pedagang-pedagang Perancis mempergunakan kesempatan untuk melaksanakan keinginannya mendirikan pos-pos perdagangan dan misi-misi perwakilan di Syiria dan Mesir. Kapitulasi-kapitulasi lain yang mengikutinya kemudian diberikan kepada Inggris dan Belanda serta negara-negara barat lainnya. Pada abad 18 M (delapan belas) perdagangan Eropa tumbuh dengan cepatnya dan sejumlah koloni dagang sendiri di kota-kota pelabuhan di Syiria dan Mesir.
2. Tujuan Missionaris Kristen penjajahan Barat terhadap dunia Islam jelas sekali terlihat dengan ucapan Livingstone, bahwa tujuan akhir dari penaklukan geokrafis adalah permulaan usaha missi Kristen.
Raymundus Lulus, seorang pastor, yaitu seorang pendeta Kristen yang sangat membenci Islam, selalu bersemboyan di manapun berada,  Islam baginya adalah palsu dan harus mati. Oleh karena itu Islam haruslah direbut  melalui dominasi politik dan dipertahankan untuk kemudian diserbu missi, memisahkan kaum muslimin dari agamanya dan kemudian diganti dengan Kristen.
          Antara Gereja dengan imprealisme terdapat manfaat dan saling terpisahkan, keduanya saling memperoleh manfaat dan saling membantu. Malah pada abad ke 20 rencana salib modren ini dilakukan dengan teliti melalui kerjasama yang erat antara keduanya.
3. Tujuan penjajahan barat terhadap dunia Islam selanjutnya adalah military atau perluasan daerah militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah petama-tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis. Inggris  telah lebih dahulu menanamkan pengaruhnya di Hindia (1764 [12]), sedangkan Mesir dapat ditaklukan Perancis tahun 1798 M (oleh Napoleon). [13]
Semua negara Kristen bersatu tekad hendak menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan api dalam sekam dan semangat fanatisme yang tidak pernah lepas dan terus bergejolak hingga sekarang ini (semangat Requen Vesta). Apalagi ketika kemudian terjadi Perang Dunia I (1915) Turki Usmani berada di pihak yang kalah. Sampai akhir tahun 1919 M, Turki diserbu tentara sekutu. Sejak itu Turki Usmani memang benar-benar tenggelam dan sistem kekhalipahan dihapuskan (1924 M). Semua daerah kekuasan yang luas, baik Asia maupun Afrika diambil alih oleh negara-negara Eropa yang menang perang.

C.  Wilayah-wilayah Islam yang Jatuh pada Penjajahan Barat.
          
          Setelah selesainya ekspedisi militer yang dilancarkan oleh pihak Kristen terhadap kekuatan Muslim pada priode 1096-1107 dikenal sebagai Perang Salip.[14] Negeri-negeri Islam yang pertama kali jatuh ke bawah kekuasaan Eropa adalah negeri-negeri yang jauh dari pusat kekuasaan Kerajaan Usmani, karena kerajaan ini meskipun terus mengalami kemunduran, ia masih disegani dan dipandang masih cukup kuat untuk berhadapan dengan kekuatan militer Eropa waktu itu. Negeri-negeri Islam yang pertama dikuasai Barat itu adalah negeri-negeri Islam di Asia Tenggara dan di Anak  Benua India. Sementara, negeri-negeri Islam di Timur Tengah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani, baru diduduki Eropa pada masa berikutnya.[15]
          Demikianlah, keadaan dunia Islam pada abad ke-19 M, sementara Eropa sudah jauh meninggalkannnya. Eropa dipersenjatai dengan ilmu modern dan penemuan yang membuka rahasia alam. Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat. Dalam waktu yang tidak lama, kerajaan-kerajan besar Eropa sudah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Inggris merebut India dan Mesir. Rusia menyeberangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah. Perancis menaklukan Afrika Utara, dan bangsa-bangsa Eropa lainnya mendapat bagiannya dari warisan Islam itu.[16]
          Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan lain-lain memang mempunyai tehnologi militer dan industri perang yang lebih canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah wilayah kekuasaan Islam. Akibatnya banyak negara-negara Islam yang ditaklukan oleh Barat.
           Berikut ini akan Penulis sampaikan beberapa penaklukan yang dilakukan negara-negara Barat, antara lain:
  • Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511 M)
  • Indonesia jatuh ke tangan Belanda (1602 M)
  • Mesir jatuh ketangan Prancis (1798-1802 M)
  • Oman dan Qatar jatuh ke tangan Inggris (1802 M)
  • Aljazair jatuh ke tangan Perancis (1830-1857)
  • Kaukasia jatuh ke tangan Rusia (1834-1857 M)
  • Kesultanan Sulu dan Mindanao di Filipina jatuh ke tangan Spanyol (1851)
  • Kerajaan Mugal di India dikuasai Rusia (1857 M)
  • Bukhara dan Samarkand dikuasai Rusia (1866 M)
  • Uzbekistan direbut Rusia (1873-1887 M)
  • Tunisia dikuasai Perancis (1881-1883 M
  • Mesir dikuasai Inggris (1882 M)
  • Eritrea dikuasai Italia (1882 M)
  • Senegal dikuasai Perancis (1885-1890 M)
  • Nigeria dan Pantai Gading direbut Perancis (1891-1899 M)
  • Sudan ditaklukan Inggris (1898 M)
  • Baluchistan dikuasai Inggris (1906 M)
  • Chad dikuasai Perancis (1900M)
  • Kesultanan Tripoli dan Syreneica direbut Italia (1912 M)
  • Maroko direbut Perancis dan Spanyol (1912 M)

  • Kuwait  dikuasai Inggris (1914M)
  • Irak dikuasai Inggris (1920M)
  • Suriah dan Libanon jatuh ke tangan Perancis (1920 M).[17]   
Selain  berupa penaklukan dan penyerangan dunia Barat juga banyak melakukan penindasan, penghisapan dan perbudakan, yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Penindasan dilakukan kepada wilayah-wilayah yang telah dikuasainya untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih besar. Penghisapan terutama pada hasil bumi dan kekayaaan alam negara yang dijajahnya serta perbudakan banyak dialami oleh orang-orang Islam yang wilayahnya telah jatuh ke tangan negara-negara Barat.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang merupakan daerah rempah-rempah terkenal pada masa itu, justru menjadi ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal memancapkan kekuasaannya karena kerajan Islam di Asia tenggara lebih lemah sehingga mudah dapat ditaklukan. Maka pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang, kemudian disusul oleh Belanda, Inggris, Denmark dan Perancis. Belanda datang pada tahun 1595 M dan dengan memonopoli perdagangan di Indonesia. Tentu kedatangan tersebut mendapat berbagai perlawanan dari penduduk setempat. Walaupun peperangan tersebut dimenangkan Belanda, yang terbesar diantaranya adalah perang Aceh, perang Paderi di Sumatera Barat dan perang Diponogoro di Jawa.
Kini meskipun Undang-undang PBB tidak membolehkan terjadinya penjajahan diatas dunia ini karena merupakan pelanggaran HAM, namun karena Amerika Serikat sebagai polisinya dunia nampaknya sering sekali tidak berlaku adil terhadap Umat Islam, sehingga bagi kita PBB  cendrung merugikan Umat Islam di Dunia. Seperti persoalan Palestina yang tidak kunjung selesai, Irak dan lain sebagainya.

C.  AKIBAT PENJAJAHAN BARAT-BANGSA BARAT ATAS DUNIA ISLAM

          Tidak dapat dipungkiri bahwa akibat penjajahan bangsa-bangsa Barat terhadap Islam telah berdampat negatif yang sangat mendalam pada masyarakat Islam. Selama masa penjajahan, orang Islam harus berkorban dalam medan perang demi menyelamatkan panji-panji Islam. Bayaran yang dikeluarkan sangat mahal, tidak hanya ongkos politik, ekonomi, budaya, agama, juga bidang-bidang lain, terutama ilmu pengetahuan dan moral bangsa, yang terimbas oleh pengaruh-pengaruh penjajahan bangsa-bangsa Barat atas dunia Islam. Bahkan kini masyarakat Islam masih harus membayar ongkos tersebut. Karena penjajahan tersebut telah melumpuhkan masyarakat Muslim, membekukan pemikiran dan mengubur kejayaan Islam masa lalu. Lebih buruk lagi, penjajahan tersebut telah merusak rasa percaya diri orang Islam, sehingga membuat mereka tidak berdaya. Penjajahan barat yang dilakukan Barat terhadap Islam sampai sekarang nampaknya masih memberikan sakit hati yang mendalam  bagi Umat Islam.
          Akibat Penjajahan Barat atas Dunia Islam bagi Barat menimbulkan beberapa akibat penting dalam sejarah Dunia, diantaranya:
  • Dengan adanya penjajahan Barat atas dunia Islam telah membawa Eropa ke dalam kontak langsung dengan dunia Muslim dan terjadinya hubungan antara timur dan barat. Kontak ini menimbulkan saling tukar pikiran antara kedua belah pihak. Pengetahuan orang timur yang progresif dan maju memberi dorongan besar bagi pertumbuhan intelektual Eropa Barat. Hal ini melahirkan suatu bagian penting dalam menumbuhkan Renesance di Eropa.
  • Keuntungan penjajahan Barat atas Islam bagi Eropa adalah menambah lapangan perdagangan, mempelajari kesenian, dan penemuan penting, seperti kompas pelaut, kincir angin, dan sebagainya  dari   orang  Islam. Mereka juga dapat mengetahui cara
     bertani yang maju dan mempelajari  kehidupan industri timur yang
10
     lebih berkembang. Ketika kembali ke Eropa, mereka mendirikan sebuah pasar khusus untuk barang-barang timur, dan karena kepentingan ini perdagangan antara timur dan barat lebih berkembang.
  • Kegiatan perdagangan tersebut mengarah pada perkembangan kegiatan  maritim di Laut  Tengah. Orang-orang  Islam yang pernah
     menguasai Laut Tengah kehilangan kekuasaan, sementara orang Eropa bebas menggunakan jalan laut melalui Laut Tengah tersebut.[18]
Secara garis besar dengan masuknya Dunia Barat ke   dunia  Islam
mengakibatkan kemunduran bagi kaum Muslimin yang disebabkan kemauan penjajah yang dikendalikan oleh keserakahan untuk menguasai dan memperkuat wilayah mereka.
          Namun disisi lain ada benarnya juga bahwa Barat mempunyai andil dalam memajukan dunia Islam. Pada saat Barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban, dengan persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu mereka berusaha bangkit  dengan mencontoh Barat dalam masalah-masalah politik dan peradaban. Yang pertama merasakan itu adalah Turki Usmani, karena kerajaan ini yang pertama dan utama menghadapi kekuatan Eropa.
Kekalahan-kekalahan serupa ini mendorong Raja-raja dan pemuka-pemuka Kerajaan Usmani untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama kemajuan di Perancis sebagai negara terkemuka di waktu itu. Eropa mulai mempunyai arti penting bagi pemuka-pemuka Usmani. Orang-orang Eropa selama ini dipandang sebagai “ kapir” dan rendah, mulai dihargai. Duta-duta pun dikirim ke Eropa untuk mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat.[19]
Kedatangan Napoleon ke Mesir menjadi satu peristiwa penting yang menandai terbitnya zaman baru dalam berbagai bidang, yang sepenuhnya berbeda dengan masa lalu. Sambil membawa perlengkapan yang lain, penyerbu Prancis ini membawa mesin cetak berbahasa Arab yang ia rampas dari Vatikan ke Kairo. Mesin cetak itu merupakan mesin pertama yang dikenal di lembah sungai Nil. Berawal dari mesin itu, dunia percetakan Mesir berkembang lebih jauh hingga muncul Matba’ah Bulaq (percetakan Bulak). [20] Menurut Philip K. Hitti  persentuhan yang terjadi dengan tiba-tiba dengan Barat ini menyentakkan perhatian dan membangun mereka untuk bangun dari tidur panjangnya. Fenomena ini yang mengobarkan api intelektual yang membakar umat Islam untuk bangkit kembali. Sehingga Muhammad Ali mulai mengundang beberapa perwira Prancis, dan perwira  Prancis, dan perwira-perwira negara Eropa lainnya untuk melatih angkatan militernya.                        
         Penjajahan barat juga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang didorong oleh 2 faktor yang saling mendukung, yaitu:
  1. Pemurnian ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab kemunduran Islam dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dalam ilmu pengetahuan di Barat. Yang pertama seperti gerakan Wahhabiyah yang dipelopori oleh Muhammad ibn Abd al-Wahhab (1703-1787) di Arabia, Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India, dan gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dipimpin oleh Said Muhammad Sanusi dari Aljazair dan tokoh-tokoh Islam lainnya, yang kita kenal sebagai tokoh modernisasi Islam.
  2. Tercermin  dari pengiriman para pelajar Muslim  ke negara-negara eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam. Pelajar-pelajar Muslim asal India juga banyak yang menuntut ilmu ke Inggris.

           Gerakan pembaharuan itu dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam tidak bisa dipisahkan dengan dunia politik. Gagasan politik yang pertama kali muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan Islam sedunia) yang mula-mula didengungkan oleh gerakan Wahhabiyah dan Sanusiyah.[21] Namun gagasan ini baru disuarakan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal, Jamaluddin Al-Afghani (1839-w).
          Menurut  L. Stoddard, Al-Afghanilah orang  pertama yang menyadari sepenuhnya akan dominasi Barat dan bahayanya. Oleh karena itu, dia mengabdikan dirinya untuk memperingatkan dunia Islam akan hal itu dan melakukan usaha-usaha yang teliti untuk pertahanan.[22]
          Pengaruh Barat terutama terlihat pada lapisan atas dan menengah, terutama pada intelegensi orang yang memperoleh pendidikan Barat, yang dijumpai pada tiap negeri Timur.
          Memang benar bahwa akibat penjajahan Barat atas dunia Islam memainkan peranan besar dalam memajukan dunia Islam. Tampa peradaban Barat dunia Islam tentu masih seperti keadaan semula, tetapi itu tidak berarti bahwa peradaban Barat tidak mengandung cacat dan kekurangan. Peradaban Barat telah menjauhkan dunia Islam dari peradaban Islam yang lama. Akhirnya peradaban Islam bukan lagi produk dari kaum Muslimin mandiri.
  • Antara lain akibat dari bahaya penjajahan bangsa-bangsa Barat atas Dunia Islam yang harus kita waspadai adalah bahaya dalam bidang: Politik Karena penjajahan tersebut menyebabkan kehancuran politik bangsa yang dijajah. Dengan masuknya politik kapitalisme membuat bangsa yang dijajah mempunyai watak ingin mengeruk keuntungan tampa menghiraukan penderitaan orang lain, khususnya rakyat kecil  akan menjadi semakin tertindas. Selain itu paham komunis yang menumbuhkan sikap yang menghalalkan cara untuk mencapai tujuan hingga merusak persatuan dan kesatuan bangsa serta umat Islam.
  • Bahaya dalam bidang Ekonomi  berdampak akan menambah kemiskinan, kesengsaraan umat Islam. Karena sistem Kapitalisme akan menimbulkan eksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia secara besar-besaran. Karena prinsif  ekonomi kapitalisme membenarkan pemilik modal untuk mempergunakan modalnya untuk menguasai pasar secara bebas, terpenting bagi sistem kapitalisme adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, tampa menghiraukan para ekonomi kecil.
  • Dampak dari Bidang Sosial Pendidikan pada masa penjajahan akan membuat jurang pemisah antara kaum bangsawan dengan rakyat kecil, sehingga diantara mereka tidak ada persatuan. Kaum agamais juga  senantiasa diwaspadai dalam berorganisasi karena dikhawatirkan melakukan pemberontakan. Demikian juga dalam memperoleh pendidikan pada masa penjajahan hanya anak pejabat dan kaum terhormat saja yang dibenarkan mengenyam pendidikan
     itupun karena memenuhi kebutuhan penjajahan.
  • Dampak lain adalah bahaya dalam bidang Budaya, karena budaya yang disebarkan penjajah dapat merusak agama, seperti minuman arak, berjudi, pergaulan bebas dan lain-lain. Terutama dikumandangkannnya perlindungan Hak-hak Azazi manusia yang dimaknai dengan arti yang sebebas-bebasnya. 
         








14


KESIMPULAN
          Akibat penjajahan bangsa Barat atas wilayah Islam menimbulkan anyak kerugian yang dialami Islam pada masa itu baik dari materi maupun non materi yang menimbulkan imperialisme dengan bentuk penindasan, penghisapan dan perbudakan di wilayah Islam.
         Hal ini terjadi karena kondisi umat Islam  yang sedang mengalami kemunduran. Sehingga bangsa Barat menggunakan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
          Penjajahan bangsa Barat  terhadap dunia Islam yang diawali dengan latar belakang sebagai berikut:
1. Marcenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara Islam atau di kenal dengan Gold
2. Missionary yaitu untuk menyebarkan agama Kisten pada negara-negara jajahannnya, dikenal dengan istilah Gospel
3.  Military yaitu perluasan wilayah militer disebut juga Glori
    Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah semangat Requin Vesta yaitu semangat balas dendam terhadap umat Islam yang pernah mengambil wilayah Barat menjadi wilayah Islam yang berpadu dengan latar belakang politik dan ekonomi.
     Penjajahan Barat  terhadap dunia Islam selain berdampak negatif, ternyata membawa implikasi luas terhadap perkembangan    peradapan    Islam   baik material maupun non material. Selain itu Penjajahan Barat telah memicu umat Islam dari ketertinggalan pada masa kemunduran sehingga memicu gerakan pembaharuan dalam Islam, yang bertujuan untuk memurnikan agama Islam  dan menimba gagasan-gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan Barat.
   Meskipun demikian dapat disadari bahwa peradaban Barat tidak seratus persen benar, dan ketidakbenaran tersebut telah menjauhkan umat Islam dari peradaban lama. Tapi yang perlu kita sikapi bahwa selagi itu tidak bertentangan dengan Alquran dan Hadis dapat kita terima dan jika bertolak belakang akan kita tolak.
15

BIBLIOGRAFI


Ali, K, Sejarah Islam (Tarikh Pramodren), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Asnawi, Muh, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang:  Aneka Ilmu, 2006

Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005.


K. Hitti, Philip,  History of the Arabs, Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi,  Jakarta:   PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006.

Muradi, A, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: Toha Putra, 2006.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, cetakan ke lima,  Jakarta: UI Press, 1985.

----------------------, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Poeradisastra,S.I,  Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Dunia, Jakarta: P3M, 1986.

Sauders, J. J,  A History of Medieval Islam,  London: Routledge and Kegal Paul, Henlet and Boston, 1965

Stoddard,L,  Dunia Islam Baru, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1966.

Sunanto, Musrifah, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Prenada Media, 2003.

Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2008
            
Syalabi, Ahmad, Imperium Turki Usmani,  Jakarta: Kalam Mulia, 1988            


Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008.


             [1] Philip K. Hitti, History of the Arabs, Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, ( Jakarta:   PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), h. 812.
             [2] Yang dengan dimaksud dengan dunia Islam adalah negeri-negeri atau negara-negara yang presentase penduduk muslimnya lebih dari 50 % dari keseluruhan jumlah penduduk. Pertimbangan pertama dan terpenting. Namun demikian terdapat pertimbangan-pertimbangan lain. Misalnya, pertimbangan undang-undang, kapan negeri itu menjadikan islam merupakan undang-undang resminya, atau bahwa syariat Islam merupakan sumber utama bagi perundang-undangan negaranya juga masuk ke dalam negara Islam. Terdapat pula pertimbangan ketiga yang tidak begitu penting, yaitu posisi kepala negara.  Negara yang dipimpin oleh seorang muslim sudah tentu secara keadaan umum merupakan negara Islam. Lihat: Ahmad al-‘Usairy, Sejarah Islam, Penterjemah: H. Samson Rahman, (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), h. 457
               [3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam , (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008), h. 169
1
               [4] S.I. Poeradisastra, Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Peradaban Dunia, (Jakarta: P3M, 1986), h. 70


2
                [5] J.J. Sauders, A History of Medieval Islam, (London: Routledge and Kegal Paul, Henlet and Boston, 1965), h. 175-176.
                [6] Hamka, Sejarah Umat Islam, (Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd, 2005), h. 298.
                [7] A. Muradi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: Toha Putra, 2006), h. 6
                [8] Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1985, cetakan kelima), h. 623
3
[9] Musrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 187
4
              [10] Muh. Asnawi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang, Aneka Ilmu, 2006), h.52
              [11]  Semangat balas dendam mereka terhadap yang pernah menjajah Barat terutama Spanyol.
5
            [12] Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996, h. 19
             [13] Ibid, h. 14
6
            [14] K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodren), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 20.
            [15] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam , h. 175.
7
          [16] L. Stoddard, Dunia Islam Baru, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1966), h. 27.
8
            [17] Google internet, http/imprerialis-Islam.bloqspot.com/ dterbitkan tgl, 11-12-2009.
9
            [18] Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, h. 174-175.
            [19] Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, cetakan Kesebelas, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h.  15.
11
            [20]  Philip K. Hitti, History of the Arabs, Penerjemah: R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, ( Jakarta:   PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), , h. 954.
12
            [21]  Ahmad Syalabi, Imperium Turki Usmani, (Jakarta: Kalam Mulia, 1988), h. 107.
            [22] Ibid, h. 61
13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar