Kamis, 25 Juli 2013

DINASTI ABBASIYAH (PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN)

A. Pendahuluan
Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah, kekuasaan berpindah kepada Bani Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dinasti ini dipimpin oleh para Khalifah yang cerdas dan kuat, seperti al-Mansur, al-Rasyid dan al-Ma’mun, sehingga dinasti ini mampu bertahan selarna berabad-abad.1
Dinasti Abbasiyah mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umayah yang sangat luas. Perluasan wilayah pada masa Umayyah ini, menjadi salah satu embrio perkembangan peradaban Islam pada masa dinasti ini. Dinasti Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah dan mengukir nama dalam lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia Islam ke era keemasan.2 Pada era ini kernajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, militer dan ilmu pengetahuan berhasil diraih. Islam benar-benar berada pada puncak kemuliaan, kekayaan, kemajuan, kekuasaan serta peradaban yang sangat tinggi.3 Kemajuan Peradaban Abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini, pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad.4

MUNASABAH ALQURAN

A. Pendahuluan
Lahirnya pengetahuan teori korelasi (munasabah) ini berawal dari kenyataan bahwa sistimatika Alquran sebagaimana terdapat dalam Mushaf Usmani sekarang tidak berdasarkan fakta kronologis turunnya. Itulah sebab terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama salaf tentang urutan turunnya surat dalam Alquran. Pendapat pertama bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi saw. Golongan kedua berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada ijtihad para sahabat setelah mereka sepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama kecuali pada beberapa surat di dalam Alquran.

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM STUDI ISLAM

A. Pendahuluan
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang  mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam prilaku yang nyata. Objek formal psikologi adalah jiwa manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak dan tidak konkrit, karena itu untuk memenuhi unsur empiris psikologi sebagai ilmu pengetahuan, maka psikologi mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang tampak secara lahir.
Layaknya disiplin ilmu yang lain, disiplin ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Apa yang dikaji oleh studi Islam menggunakan pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya. Jiwa tersebut dapat diamati secara empiris dengan mengamati tingkah-lakunya dengan menggunakan pendekatan psikologis.

SEJARAH BERDIRINYA DINASTI BUWAIHI


PENDAHULUAN
Bersamaan dengan kekuasaan Nuh bin Nasr, Dinasti Saman terlibat konflik dengan orang-orangdari Suku Daylam di kota Al-Jibal, ( Ray ). Putra Nasr bin Ahmadbin Ismail Samani berambisi menguasai kembali wilayah Ray.Secara  de jure , kawasan Ray telah di kuasai oleh orang-orang Suku Daylam. Ternyata tidak mudah bagi Nuh bin Nasr untuk menaklukkan suku ini.Malah sebagian pasukannya sewaktu menyerbu Ray membelot berpihak kepada Suku Daylam.Rezim Saman pun kalah menghadapi suku ini.
Ibnu Abi As-Saj, Gubernur Azerbaijan, mengundurkan diri pada tahun 926 M. Bersama pasukannya, dia menuju ke Irak untuk menaklukkan gerakan ekstrimis Kaun Qaramitnah ( Syi` Zaidiyah ). Kekosongan kekuasaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Mardavij binZayyar. Tahun 927 M Mardavij berhasil menaklukkan Ray dan Isfahan.

MUHKAM DAN MUTASYABIHAT

A.    Pendahuluan
    Al-Qur’an adalah sumber hukum dari segala sumber hukum, oleh sebab itu keutamaan Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam, menjadi kajian yang menarik bagi kalangan umat Islam, sehingga dengan demikian maka muncullah ahli-ahli hukum Al-Qur’an (ayat-ayat muhkam)
    Demikianlah bahwa Al-Qur’an tidak hanya sebagai sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tidak pernah kering dan habis, tetapi disaat yang sama Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah percobaan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah dapat mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturunkan Allah untuk kita semua, kita tidak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu. Maka tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatakan Utsman ra: “jika saja hati kalian itu suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah.”¹

Jumat, 19 Juli 2013

STUDI TASAWUF

A. Pendahuluan
    Islam sebagai agama yang bersifat universal, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
    Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada penbersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan lain-lain. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan dan sebagainya.