A. Pendahuluan
Era 70-an sampai pertengahan 80-an, Soeharto memiliki hubungan yang tidak serasi dengan gerakan Islam. Hal itu bisa dilihat dari beberapa sisi, yaitu: Pertama, ia seorang militer yang biasa didoktrin nilai-nilai nasionalisme; Kedua, ia berasal dari keluarga awam ilmu agama dari Gunung Kidul; Ketiga, ini yang paling mendasar, orang-orang berpengaruh yang ada di sekitarnya rata-rata dari kalangan anti Islam (Islam phobia), seperti CSIS, LB. Moerdani, Soedomo (waktu masih non Muslim), Frans Seda, JB. Soemarlin, Radius Prawiro, dan sebagainya. Sikap pemimpin sangat dipengaruhi para pembisik di sekitarnya. Hal itu sangat jelas terlihat di era Abdurrahman Wahid. ia dijatuhkan karena skandal Buloggate dan Bruneigate. Salah satu pembisiknya adalah Soewondo, seorang tukang pijit.
Pada akhir dekade 1980-an tepatnya tahun 1985 (sejak terjadi peristiwa Tanjung Priok), ketika Soeharto mulai meninggalkan ketergantungannya kepada kelompok militer, ia mulai mendekati kelompok Islam. Ia berusaha mengkooptasi dan mendapatkan dukungan sentimen Islam. Pada tahun 1989, dua puluh satu tokoh terkemuka dari NU dan Muhammadiyah secara diam-diam mendukung Soeharto untuk tetap menjadi presiden. Pada tahun 1991, Soeharto beserta seluruh keluarganya pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah untuk pertama kalinya. Sejak saat itu kelompok Islam dan Soeharto mulai bermesraan. Langkah yang paling dramatis dalam mengaitkan Soeharto dengan lingkaran Islam melibatkan B.J. Habibie, waktu itu menjabat Menristek, dalam pembentukan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Rabu, 06 November 2013
DINASTI SAUDIYAH (1725- 1953)
A. Pendahuluan
Pemerintahan Turki Raya pada waktu itu mempunyai daerah kekuasaan yang cukup luas. Pemerintahannya berpusat di Istanbul (Turki), yang begitu jauh dari daerah jajahannya. Kekuasaan dan pengendalian khalifah maupun sultan-sultannya untuk daerah yang jauh dari pusat, sudah mulai lemah dan kendur disebabkan oleh kekacauan di dalam negeri dan kelemahan di pihak khalifah dan para sultannya.
Demikian juga dengan keadaan negeri-negeri disemenanjung Arabia yang dikuasai Turki Usmani pada waktu itu semakin merosot dalam berbagai bidang. Terutama dalam bidang aqidah, keadaan negeri Najd, Hijaz dan sekitarnya semasa awal pergerakan tauhid amatlah buruknya. Krisis aqidah dan akhlak serta merosotnya tata nilai sosial, ekonomi dan politik sudah mencapai titik kulminasi. semua itu adalah akibat penjajahan bangsa turki yang berpanjangan terhadap bangsa dan jazirah arab, di mana tanah Najd dan Hijaz adalah termasuk jajahannya, di bawah penguasaan Sultan Muhammad Ali Pasya yang dilantik oleh khalifah di Turki (Istanbul) sebagai Gubenur Jenderal untuk daerah koloni di kawasan timur tengah, yang berkedudukan di mesir.
Pemerintahan Turki Raya pada waktu itu mempunyai daerah kekuasaan yang cukup luas. Pemerintahannya berpusat di Istanbul (Turki), yang begitu jauh dari daerah jajahannya. Kekuasaan dan pengendalian khalifah maupun sultan-sultannya untuk daerah yang jauh dari pusat, sudah mulai lemah dan kendur disebabkan oleh kekacauan di dalam negeri dan kelemahan di pihak khalifah dan para sultannya.
Demikian juga dengan keadaan negeri-negeri disemenanjung Arabia yang dikuasai Turki Usmani pada waktu itu semakin merosot dalam berbagai bidang. Terutama dalam bidang aqidah, keadaan negeri Najd, Hijaz dan sekitarnya semasa awal pergerakan tauhid amatlah buruknya. Krisis aqidah dan akhlak serta merosotnya tata nilai sosial, ekonomi dan politik sudah mencapai titik kulminasi. semua itu adalah akibat penjajahan bangsa turki yang berpanjangan terhadap bangsa dan jazirah arab, di mana tanah Najd dan Hijaz adalah termasuk jajahannya, di bawah penguasaan Sultan Muhammad Ali Pasya yang dilantik oleh khalifah di Turki (Istanbul) sebagai Gubenur Jenderal untuk daerah koloni di kawasan timur tengah, yang berkedudukan di mesir.
Historiografi Arab Pra Islam “Al Ayyam”
PENDAHULUAN
Sejarah ditulis untuk mengingat masa lalu, mengambil peringatan dan ibrah yang dapat disingkap melalui pembacaan komprehensif. Dalam lintasan waktu, Islam sebagai sebuah entitas religius dalam komunitas insani telah meninggalkan warisan panjang berupa historiografi.
Historiografi, adalah tahap terakhir dalam penelitian sejarah. Secara literal historiografi berarti penulisan sejarah. Secara terminologis, historiografi didefinisikan sebagai rekonstruksi imajinatif terhadap masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan cara menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau tersebut. Tahap historiografi ini dalam penelitian sosial pada umumnya barangkali identik dengan penulisan laporan penelitian.
Pada tahap historiografi ini perlu diperhatikan cara-cara sebagai berikut :
a. Menyeleksi fakta yang relevan dan penting;
b. Membuat urutan-urutan peristiwa (serialisasi);
c. Menyusun fakta berdasar urut-urutan waktu (kronologi);
d. Mencari hubungan sebab akibat dari peristiwa yang satu dengan lainnya (dekausasi); dan
e. Mencari jalinan dari berbagai fakta yang ditemukan (imajinasi).
Sejarah ditulis untuk mengingat masa lalu, mengambil peringatan dan ibrah yang dapat disingkap melalui pembacaan komprehensif. Dalam lintasan waktu, Islam sebagai sebuah entitas religius dalam komunitas insani telah meninggalkan warisan panjang berupa historiografi.
Historiografi, adalah tahap terakhir dalam penelitian sejarah. Secara literal historiografi berarti penulisan sejarah. Secara terminologis, historiografi didefinisikan sebagai rekonstruksi imajinatif terhadap masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan cara menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau tersebut. Tahap historiografi ini dalam penelitian sosial pada umumnya barangkali identik dengan penulisan laporan penelitian.
Pada tahap historiografi ini perlu diperhatikan cara-cara sebagai berikut :
a. Menyeleksi fakta yang relevan dan penting;
b. Membuat urutan-urutan peristiwa (serialisasi);
c. Menyusun fakta berdasar urut-urutan waktu (kronologi);
d. Mencari hubungan sebab akibat dari peristiwa yang satu dengan lainnya (dekausasi); dan
e. Mencari jalinan dari berbagai fakta yang ditemukan (imajinasi).
TAKHRIJ HADIS DAN METODE-METODENYA
Pendahuluan
Kredibilitas suatu hadis harus tetap disandarkan kepada standarisasi Rasulullah SAW. Fenomena ini dapat diketahui dengan cara menyebutkan sanad sebab keakuratan sanad suatu hadis sangat menentukan statuta serta kualitas dan sekaligus mempengaruhi kedudukannya sebagai sumber hukum Islam. Kejelasan matan dimaksud agar setiap pesan yang menjadi tema dari inti suatu hadis tersebut dapat diaplikasikan sesuai dengan harapan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Kepopuleran seorang perawi merupakan gambaran yang sangat dominan dalam menentukan hukum apakah layak untuk dijadikan sebagai rujukan sebab kriteria perawi sangat eksis dalam melihat kapasitas hadis dimaksud.
Tahkrij Hadis adalah penelusuran hadis sampai pada sumber aslinya hal ini merupakan suatu bagian dari kegiatan penelitian hadis Ilmiyah yaitu merujuk pada sumber primer secara langsung bukan pada sumber sekunder. Sumber primer itu seperti Sohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Tirmizi, Sunan Abi Daud, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad, Muatro Imam Malik, Mustadrok Imam Hakim dan Sunan Kubro Imam Baihaqi.
Takhrij hadis penting dipelajari agar kita memperoleh pengetahuan bagaimana cara untuk sampai pada sumber asli dari sebuah hadis. Hal ini juga menghindari diri dari sikap taqlid buta. Melalui pengetahuan tentang takhrij hadis ini sekaligus diketahui sanad dan matan dan rawi suatu hadis sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian tentang kualitas suatu hadis.
Pada makalah ini penulis akan memaparkan pembahasan tentang takhrij Hadis dan Metode-metodenya yang meliputi ; pengertian takhrij Hadis, tujuan dan manfaat takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, serta cara pelaksanaan dan metode takhrij.
Kredibilitas suatu hadis harus tetap disandarkan kepada standarisasi Rasulullah SAW. Fenomena ini dapat diketahui dengan cara menyebutkan sanad sebab keakuratan sanad suatu hadis sangat menentukan statuta serta kualitas dan sekaligus mempengaruhi kedudukannya sebagai sumber hukum Islam. Kejelasan matan dimaksud agar setiap pesan yang menjadi tema dari inti suatu hadis tersebut dapat diaplikasikan sesuai dengan harapan yang dimaksud oleh Rasulullah SAW. Kepopuleran seorang perawi merupakan gambaran yang sangat dominan dalam menentukan hukum apakah layak untuk dijadikan sebagai rujukan sebab kriteria perawi sangat eksis dalam melihat kapasitas hadis dimaksud.
Tahkrij Hadis adalah penelusuran hadis sampai pada sumber aslinya hal ini merupakan suatu bagian dari kegiatan penelitian hadis Ilmiyah yaitu merujuk pada sumber primer secara langsung bukan pada sumber sekunder. Sumber primer itu seperti Sohih Bukhori, Shohih Muslim, Sunan Tirmizi, Sunan Abi Daud, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Musnad Imam Ahmad, Muatro Imam Malik, Mustadrok Imam Hakim dan Sunan Kubro Imam Baihaqi.
Takhrij hadis penting dipelajari agar kita memperoleh pengetahuan bagaimana cara untuk sampai pada sumber asli dari sebuah hadis. Hal ini juga menghindari diri dari sikap taqlid buta. Melalui pengetahuan tentang takhrij hadis ini sekaligus diketahui sanad dan matan dan rawi suatu hadis sehingga memudahkan untuk melakukan penelitian tentang kualitas suatu hadis.
Pada makalah ini penulis akan memaparkan pembahasan tentang takhrij Hadis dan Metode-metodenya yang meliputi ; pengertian takhrij Hadis, tujuan dan manfaat takhrij hadis, kitab-kitab yang diperlukan dalam mentakhrij, serta cara pelaksanaan dan metode takhrij.
Alvin Toffler : Future Shock (KEJUTAN MASA DEPAN)
A. Pendahuluan
Banyak pertanyaan yang muncul tentang masa depan. Dan dapat dikatakan semua orang pasti peduli dengan masa depan itu. Akan ada berbagai pertanyaan muncul mengenai masa depan ini. Apakah kita peduli dengan masa depan pendidikan kita ? Dari manakah kemungkinan datangnya para pelanggan ? Bagaimana dengan karier sekarang atau yang akan datang ? Barangkali kita sedang memikirkan masa depan putra-putri kita atau masa depan Indonesia ? Apakah kita tertarik mengetahui risiko-risiko yang mungkin mengincar hidup kita ? Apakah kita tertarik mengetahui bagaimana perubahan-perubahan yang akan dialami para pelanggan produk atau jasa layanan kita di masa depan ?
Untuk menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebaiknya kita memang membaca buku Alvin Toffler ini. Melalui buku ini kita dapat memetakan masa depan. Pemetaan masa depan adalah proses yang akan memperlihatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia bagi seorang individu, sebuah organisasi, industri, pasar, bangsa, bahkan peradaban. Peta masa depan memperlihatkan gabungan kekuatan-kekuatan yang muncul yang akan membentuk kondisi industri-industri pada masa depan seperti layanan kesehatan, pendidikan atau pasar, layaknya pasar energi.
Banyak pertanyaan yang muncul tentang masa depan. Dan dapat dikatakan semua orang pasti peduli dengan masa depan itu. Akan ada berbagai pertanyaan muncul mengenai masa depan ini. Apakah kita peduli dengan masa depan pendidikan kita ? Dari manakah kemungkinan datangnya para pelanggan ? Bagaimana dengan karier sekarang atau yang akan datang ? Barangkali kita sedang memikirkan masa depan putra-putri kita atau masa depan Indonesia ? Apakah kita tertarik mengetahui risiko-risiko yang mungkin mengincar hidup kita ? Apakah kita tertarik mengetahui bagaimana perubahan-perubahan yang akan dialami para pelanggan produk atau jasa layanan kita di masa depan ?
Untuk menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut, sebaiknya kita memang membaca buku Alvin Toffler ini. Melalui buku ini kita dapat memetakan masa depan. Pemetaan masa depan adalah proses yang akan memperlihatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia bagi seorang individu, sebuah organisasi, industri, pasar, bangsa, bahkan peradaban. Peta masa depan memperlihatkan gabungan kekuatan-kekuatan yang muncul yang akan membentuk kondisi industri-industri pada masa depan seperti layanan kesehatan, pendidikan atau pasar, layaknya pasar energi.
Sabtu, 02 November 2013
THE EFFECTS OF SMOKING
What are the effects of smoking?
The effects of smoking include a range of adverse health conditions including lung cancer, heart disease, and respiratory illnesses such as shortness of breath. Smoking also affects daily lives and relationships in subtle ways. Some include the bad smell, tainted breath, and nicotine stained teeth distance friends and family (my wife refused to kiss me).
Are the health effects of smoking irreversible? While some of the consequences from smoking may be permanent, a smoker’s health greatly improves upon quitting. Within 20 minutes of a smoker’s refusing another cigarette, the damage to his body begins to repair. After giving up smoking, I could run up stairs without getting short of breath. Also, I found that I could walk 100 yards without having to slow down.
Some of the effects of smoking are ; respiratory and non-respiratory problems, lower level of lung function, reduced rate of lung growth, greater risk of heart disease, stroke, and lung cancer, then lower physical fitness
The effects of smoking include a range of adverse health conditions including lung cancer, heart disease, and respiratory illnesses such as shortness of breath. Smoking also affects daily lives and relationships in subtle ways. Some include the bad smell, tainted breath, and nicotine stained teeth distance friends and family (my wife refused to kiss me).
Are the health effects of smoking irreversible? While some of the consequences from smoking may be permanent, a smoker’s health greatly improves upon quitting. Within 20 minutes of a smoker’s refusing another cigarette, the damage to his body begins to repair. After giving up smoking, I could run up stairs without getting short of breath. Also, I found that I could walk 100 yards without having to slow down.
Some of the effects of smoking are ; respiratory and non-respiratory problems, lower level of lung function, reduced rate of lung growth, greater risk of heart disease, stroke, and lung cancer, then lower physical fitness
BUKU PAI KELAS X KURIKULUM 2013
Teman-teman sejawat (guru PAI di sekolah) khususnya jejang SMA, kurikulum 2013 sudah dilaksanakan di beberapa sekolah, namun ada beberapa buku yang belum tersedia untuk diajaarkan di sekolah, yang belum memiliki buku PAI elektrik dari departemen Agama untuk kelas X berkurikulum 2013, silahkan untuk menDOWNLOAD disini
PERIODE TIGA KERAJAAN BESAR (TURKI USMANI, SAFAWI DAN MUGHAL)
I. Pendahuluan
Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang social budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain.
Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga keberbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti Mughal dan dinasti Safawiyah.
Makalah ini akan mencoba membahas tiga dinasti terakhir yang tersebut di atas, perkembangannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai pada zamannya masing-masing serta kemundurannya dari berbagai sumber yang dapat menjelaskannya. Dalam pembahasan ini penulis mulai dari dinasti Kerajaan Turki Usmani kemudian Kerajaan Mughal dan terakhir Kerajaan Safawi dengan pertimbangan dari yang paling lama keberadaannya dan paling besar.
Kesempurnaan ajaran Islam telah berhasil membuat perubahan besar bagi peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran yang dibawa Muhammad saw tersebut disampaikan kepada umat manusia, mampu membuat kemajuan disemua bidang kehidupan, bukan hanya bidang duniawi semata tetapi juga bidang social budaya, mental dan spiritual. Bangsa Arab, tempat diturunkannya ajaran Islam, sebelumnya dikenal sebagai bangsa yang diliputi zaman jahiliyah, setelah Islam datang mereka mampu tampil menjadi bangsa yang berperadaban dan meraih kehidupan yang maju serta menjadi pelopor di antara bangsa-bangsa yang lain.
Madinah sebagai awal terbentuknya masyarakat yang menerapkan kehidupan yang dijiwai dengan ajaran Islam, dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh Khulafa al-Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abasiyah hingga keberbagai wilayah di permukaan bumi, termasuk dinasti Turki Usmani, dinasti Mughal dan dinasti Safawiyah.
Makalah ini akan mencoba membahas tiga dinasti terakhir yang tersebut di atas, perkembangannya, kemajuan-kemajuan yang dicapai pada zamannya masing-masing serta kemundurannya dari berbagai sumber yang dapat menjelaskannya. Dalam pembahasan ini penulis mulai dari dinasti Kerajaan Turki Usmani kemudian Kerajaan Mughal dan terakhir Kerajaan Safawi dengan pertimbangan dari yang paling lama keberadaannya dan paling besar.
I’JAS AL QURAN ( KEMUKJIZATAN AL QUR’AN )
Jika membicarakan I’jas Al Qur’an ( Kemukjizatan Al Qur’an ), ini berarti bahwa mukjizat ( Bukti Kebenaran ) tersebut adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat dalam Al Qur’an itu sendiri, dan bukan bukti kebenaran yang datang dari luar.
Mukjizat pada umumnya bertujuan untuk membuktikan kebenaran seorang Nabi dan menambah keyakinan para pengikutnya, disamping untuk menyeru kepada ummat lainnya agar percaya akan keesaan ALLAH SWT.
Adapun mukjizat yang dianugerahkan ALLAH SWT kepada para utusan-Nya adalah untuk menantang Kaum-Nya. Juga untuk membuktikan pada mereka bahwa petunjuk dari risalah yang dibawanya benar-benar datang dari ALLAH SWT dan juga menannmkan iman kedalam lubuk hati manusia, dan menunjukkan jalan yang lurus demi menuju keselamatan hidup.
Kata Mukjizat itu sendiri tidak terdapat dalam Al Qur’an, namun untuk menerangkan mukjizat, Al Qur’an menggunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua macam arti. Yang pertama artinya perkabaran/berita Ilahi, yang berupa ayat-ayat suci Al Qur’an ( Ali Imran/3: 118,252, Al An’am/6 :4, Yunus/10: 7, dan Al Baqarah/2: 159, Ali Imran /3 : 86, Yunus/10:150 ). Sedangkan yang kedua artinya mencakup mukjizat atau tanda bukti ( Ali Imran 3/49, Al A’raf/7:126, Al Mukmin/40:78 dan Al A’raf /105, An Nahl/66:44, Thaha/20:72)1
Mukjizat pada umumnya bertujuan untuk membuktikan kebenaran seorang Nabi dan menambah keyakinan para pengikutnya, disamping untuk menyeru kepada ummat lainnya agar percaya akan keesaan ALLAH SWT.
Adapun mukjizat yang dianugerahkan ALLAH SWT kepada para utusan-Nya adalah untuk menantang Kaum-Nya. Juga untuk membuktikan pada mereka bahwa petunjuk dari risalah yang dibawanya benar-benar datang dari ALLAH SWT dan juga menannmkan iman kedalam lubuk hati manusia, dan menunjukkan jalan yang lurus demi menuju keselamatan hidup.
Kata Mukjizat itu sendiri tidak terdapat dalam Al Qur’an, namun untuk menerangkan mukjizat, Al Qur’an menggunakan istilah ayat atau bayyinat. Baik ayat atau bayyinat mempunyai dua macam arti. Yang pertama artinya perkabaran/berita Ilahi, yang berupa ayat-ayat suci Al Qur’an ( Ali Imran/3: 118,252, Al An’am/6 :4, Yunus/10: 7, dan Al Baqarah/2: 159, Ali Imran /3 : 86, Yunus/10:150 ). Sedangkan yang kedua artinya mencakup mukjizat atau tanda bukti ( Ali Imran 3/49, Al A’raf/7:126, Al Mukmin/40:78 dan Al A’raf /105, An Nahl/66:44, Thaha/20:72)1
PENDEKATAN STUDI WILAYAH DALAM STUDI ISLAM
A. Pendahuluan
Studi Islam tampaknya masih merupakan sebuah harapan, karena sampai saat ini, di berbagai wilayah dimana Islam merupakan agama mayoritas para penduduk, studi Islam belum banyak dilakukan. Meskipun demikian, upaya untuk mengembangkan studi Islam di berbagai wilayah tetap diusahakan oleh para sarjanawan muslim dan para sarjanawan yang berkecimpung dalam kajian-kajian ke-Islaman, meskipun usaha mereka tersebut belumlah maksimal.
Banyak dari para ilmuan pengkaji Islam yang telah memulai pengkajian-pengkajian Islam dengan beberapa pendekatan studi, terkhusus studi wilayah yang akan kita bahas ini dalam makalah sederhana ini. Melirik pada perkembangan politik, sejarah dan budaya sangat dinamis, dan juga disebabkan kurangnya umat Islam mengkaji agamanya, menjadikan studi wilayah ini dianggap sangat urgen dan signifikan untuk dikaji dan juga dikembangkan.
Studi Islam tampaknya masih merupakan sebuah harapan, karena sampai saat ini, di berbagai wilayah dimana Islam merupakan agama mayoritas para penduduk, studi Islam belum banyak dilakukan. Meskipun demikian, upaya untuk mengembangkan studi Islam di berbagai wilayah tetap diusahakan oleh para sarjanawan muslim dan para sarjanawan yang berkecimpung dalam kajian-kajian ke-Islaman, meskipun usaha mereka tersebut belumlah maksimal.
Banyak dari para ilmuan pengkaji Islam yang telah memulai pengkajian-pengkajian Islam dengan beberapa pendekatan studi, terkhusus studi wilayah yang akan kita bahas ini dalam makalah sederhana ini. Melirik pada perkembangan politik, sejarah dan budaya sangat dinamis, dan juga disebabkan kurangnya umat Islam mengkaji agamanya, menjadikan studi wilayah ini dianggap sangat urgen dan signifikan untuk dikaji dan juga dikembangkan.
PERKEMBANGAN ISLAM SEBAGAI KEKUATAN POLITIK PADA MASA UMAR BIN KHATAB
1. Latar Belakang Umar Bin Khatab.
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khatab bin Nafiel bin Abdul Uzza, terlahir di Mekkah, dari bani Adi, salah satu rumpun suku quraisy. Orang tuanya bernama Khattab bin Nufail al-Mahzumi al-Quraisy dan Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan yang bathil.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat, dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam sebagaimana tradisi kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, “Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku, dia maju dan kemudian menyisir janggutku”.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraisy. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan secara tegas)
Ia memiliki nama lengkap Umar bin Khatab bin Nafiel bin Abdul Uzza, terlahir di Mekkah, dari bani Adi, salah satu rumpun suku quraisy. Orang tuanya bernama Khattab bin Nufail al-Mahzumi al-Quraisy dan Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan yang bathil.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat, dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum Islam sebagaimana tradisi kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup. Sebagaimana yang ia katakan sendiri, “Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku, dia maju dan kemudian menyisir janggutku”.
Mabuk-mabukan juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraisy. Beberapa catatan mengatakan bahwa pada masa pra islam, Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali. Tetapi, setelah masuk islam, belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan secara tegas)
ISRAILIYAT
A. Pendahuluan.
Alquran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang didalamnya berisi hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ilmu pengetahuan, kisah-kisah, peraturan-peraturan, yang mengatur tingkah laku dan tata cara manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagi makhluk sosial sehingga memperoleh kebahagiaan didunia maupun diakhirat.
Dalam Alquran tersebut ada yang dikemukakan secara terperinci misalnya yang berhubungan dengan perkawinan, hukum warisan, dan lain sebagainya serta ada pula yang bersifat global ( mujmal ), ada yang diperinci oleh hadis-hadis nabi Muhammad SAW, di samping itu Islam juga membuka pintu ijtihad dalam hal yang tidak dijelaskan Alquran maupun hadis secara Qath’i.
Keberadaan Israiliyat dalam kitab-kitab tafsir Alquran merupakan suatu kenyataan. Sejak ‘ashru al tadwin sampai sekarang berpuluh-puluh macam kitab tafsir telah dihasilkan oleh para pengabdi Alquran, namun sebagian besar di dalamnya terdapat apa yang disebut “Israiliyat” yang dianggap sebagai unsur-unsur Yahudi dan Kristen dalam penafsiran Alquran. Memang tidak sama intensitas pemuatan Israiliyat dalam kitab-kitab tersebut, sesuai dengan sikap atau pandangan penulisnya terhadap masalah itu. Malah dalam Tafsir Al Manar, dimana penulisnya sangat getol menghantam keberadaan Israiliyat dalam kitab-kaitab tafsir terdahulu, ternyata juga terdapat di dalamnya sumber-sumber Israiliyat dalam mentafsirkan ayat-ayat tertentu dalam Alquran. Kenyataan ini mengandung suatu pertanyaan pokok yang mendasar : “Apakah sebenarnya pengertian (definisi) Israiliyat sebagai terminologi dalam Ilmu Tafsir Alquran?”
Alquran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang didalamnya berisi hal-hal yang berhubungan dengan keimanan, ilmu pengetahuan, kisah-kisah, peraturan-peraturan, yang mengatur tingkah laku dan tata cara manusia, baik sebagai makhluk individu maupun sebagi makhluk sosial sehingga memperoleh kebahagiaan didunia maupun diakhirat.
Dalam Alquran tersebut ada yang dikemukakan secara terperinci misalnya yang berhubungan dengan perkawinan, hukum warisan, dan lain sebagainya serta ada pula yang bersifat global ( mujmal ), ada yang diperinci oleh hadis-hadis nabi Muhammad SAW, di samping itu Islam juga membuka pintu ijtihad dalam hal yang tidak dijelaskan Alquran maupun hadis secara Qath’i.
Keberadaan Israiliyat dalam kitab-kitab tafsir Alquran merupakan suatu kenyataan. Sejak ‘ashru al tadwin sampai sekarang berpuluh-puluh macam kitab tafsir telah dihasilkan oleh para pengabdi Alquran, namun sebagian besar di dalamnya terdapat apa yang disebut “Israiliyat” yang dianggap sebagai unsur-unsur Yahudi dan Kristen dalam penafsiran Alquran. Memang tidak sama intensitas pemuatan Israiliyat dalam kitab-kitab tersebut, sesuai dengan sikap atau pandangan penulisnya terhadap masalah itu. Malah dalam Tafsir Al Manar, dimana penulisnya sangat getol menghantam keberadaan Israiliyat dalam kitab-kaitab tafsir terdahulu, ternyata juga terdapat di dalamnya sumber-sumber Israiliyat dalam mentafsirkan ayat-ayat tertentu dalam Alquran. Kenyataan ini mengandung suatu pertanyaan pokok yang mendasar : “Apakah sebenarnya pengertian (definisi) Israiliyat sebagai terminologi dalam Ilmu Tafsir Alquran?”
STUDI HADIS
A. Pendahuluan
Hadis adalah sumber hukum islam yang kedua setelah al-Qur’an, selain sebagai sumber, hadis juga berfungsi sebagai “Bayan al-Qur’an”, berdasarkan hal tersebut, maka kajian tentang hadis memiliki kedudukan yang penting didalam studi ilmu-ilmu sumber dalam islam.
Sejarah mencatat bahwa dari tahun ketahun, sepeniggalnya Rasul Saw, perhatian terhadap hadis terus berkembang. Dimulai dari periwayatan secara lisan, ditulis serta dibukukan, mengisnad, klasifikasi dan susunan dari kitab-kitab hadis. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul pula hadis-hadis palsu, yang melatar belakangi kegiatan pemeliharaan hadis, sehingga sangat perlu dilakukan studi hadis.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan tentang studi Hadis. Langkah awal yang akan di bahas mencakup pada pengertian Hadis, berbagai istilah dalam Hadis, awal mula berkembang . Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam studi Hadis, ilmu utama dan ilmu bantu dalam studi Hadis, serta referensi klasik dan modern dalam studi Hadis.
Hadis adalah sumber hukum islam yang kedua setelah al-Qur’an, selain sebagai sumber, hadis juga berfungsi sebagai “Bayan al-Qur’an”, berdasarkan hal tersebut, maka kajian tentang hadis memiliki kedudukan yang penting didalam studi ilmu-ilmu sumber dalam islam.
Sejarah mencatat bahwa dari tahun ketahun, sepeniggalnya Rasul Saw, perhatian terhadap hadis terus berkembang. Dimulai dari periwayatan secara lisan, ditulis serta dibukukan, mengisnad, klasifikasi dan susunan dari kitab-kitab hadis. Seiring dengan perkembangan tersebut, muncul pula hadis-hadis palsu, yang melatar belakangi kegiatan pemeliharaan hadis, sehingga sangat perlu dilakukan studi hadis.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba memaparkan tentang studi Hadis. Langkah awal yang akan di bahas mencakup pada pengertian Hadis, berbagai istilah dalam Hadis, awal mula berkembang . Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam studi Hadis, ilmu utama dan ilmu bantu dalam studi Hadis, serta referensi klasik dan modern dalam studi Hadis.
DAULAH UMAYAH PENDIRINYA MUAWIYAH BIN ABI SUFYAN
A. Pendahuluan
Daulah Bani Umayah berkuasa selama lebih kurang 91 tahun (41-132H). Khalifah yang saling bergantian memerintah adalah 14 orang semuanya dari keluarga umayah. Akhir pemerintahan Bani Umayah di Damaskus adalah pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad yang selalu mengalami pergolakan dengan Bani Hasyim, sehingga berdiri Dinasti Abbasiah, yang juga mewariskan kekuasaan kepada keluarganya.
Timbul permasalahan bagi kita kenapa sebutan Umayah di pakai dalam suatu Negara “Daulah Umayah” tidak di ambil nama dari pimpinannya yang bernama Muawiyah bin Abi Sufyan? Apa sebab di dalam sistem pemerintahan Muawiyah mengganti sistem syuro menjadi sistem pemerintahan yang monarchi Absolut? Apakah sistem ini merupakan bentuk yang sah dari konsep kepemimpinan islam. Sementara pada masa khalifah Arrasyidin tidak menganut hal yang semacam ini.
Dalam sejarah Islam kita akan melihat bahwa Muawiyahlah yang menganut sistem semacam ini yang memberikan kekuasaan kepada kaum keluarga tidak kepada kaum muslimin.
Tulisan ini berupaya untuk menganalisa secara kritis alternatif-alternatif hukum sejarah yang terjadi dalam fragmen pementasan sejarah Bani Umayah. Tindakan Muawiyah mengangkat Yazid sebagai pewaris kerajaan dan tidak menyerahkannya kepada hak kaum muslimin.
Daulah Bani Umayah berkuasa selama lebih kurang 91 tahun (41-132H). Khalifah yang saling bergantian memerintah adalah 14 orang semuanya dari keluarga umayah. Akhir pemerintahan Bani Umayah di Damaskus adalah pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad yang selalu mengalami pergolakan dengan Bani Hasyim, sehingga berdiri Dinasti Abbasiah, yang juga mewariskan kekuasaan kepada keluarganya.
Timbul permasalahan bagi kita kenapa sebutan Umayah di pakai dalam suatu Negara “Daulah Umayah” tidak di ambil nama dari pimpinannya yang bernama Muawiyah bin Abi Sufyan? Apa sebab di dalam sistem pemerintahan Muawiyah mengganti sistem syuro menjadi sistem pemerintahan yang monarchi Absolut? Apakah sistem ini merupakan bentuk yang sah dari konsep kepemimpinan islam. Sementara pada masa khalifah Arrasyidin tidak menganut hal yang semacam ini.
Dalam sejarah Islam kita akan melihat bahwa Muawiyahlah yang menganut sistem semacam ini yang memberikan kekuasaan kepada kaum keluarga tidak kepada kaum muslimin.
Tulisan ini berupaya untuk menganalisa secara kritis alternatif-alternatif hukum sejarah yang terjadi dalam fragmen pementasan sejarah Bani Umayah. Tindakan Muawiyah mengangkat Yazid sebagai pewaris kerajaan dan tidak menyerahkannya kepada hak kaum muslimin.
TAFSIR BI AL RA’YI
I. Pendahuluan
Pemahaman terhadap ayat Al-Quran melalui penafsirannya sangat lah penting, karena hal tersebut sangat berperan terhadap maju mundurnya umat dan sekaligus dapat
Mencerminkan perkembangan dan corak pemikiran yang sedang berkembang di tengah masyarakat. Oleh karena itu perkembangan tafsir sering dikaitkan dengan trend perkembangan pemikiran yang tengah terjadi pada umat.
Tafsir bi al ra’yi, berkembang setelah perkembangannya metode tafsir bi al-ma’tsur metode yang didasarkan pada penafsiran rasul,sahabat dan tabi’in, periode ini disebut dengan periode I Perkembangan Tafsir – yang berakhir sekitar tahun 150 H setelah berakhirnya masa thabi’in. Selanjutnya perkembangan agama islam ke wilayah-wilayah non islam menyebabkan tersebarluaskan teks-teks ajaran islam sehingga tidak menutup kemungkinan beredarnya hadist-hadist palsu di tengah masyarakat, ditambah lagi umat dihadapkan pada persoalan-persoalan baru di tengah masyarakatyang menuntut pemecahan dari al-Quran, padahal sebelumnya masalah tersebut tidak dijumpai pada masa nabi,sahabat,maupun thabi’in. Hal ini mendorong timbulnya usaha penafsiran ayat al-Quran berdasarkan ijtihad yang mulanya masih terbatas pada kaidah bahasa serta arti-arti yang dikandung oleh kosa kata, namun perkembangan masyarakat sebelumnya mendukung bertambahnya peranan akal atau ijtihad dalam penafsiran ayat-ayat al-Quran,
PENDEKATAN NORMATIF KAJIAN ISLAM STUDI HUKUM ISLAM
A. Pengertian Istilah Kunci
I. syariah
Secara harfiah kata Syari’ah berasal dari kata syara’a –yasy’rau –syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum . Pengertian lainnya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fighi ala Mazhabi Li Imam Syafi’I, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus . Syariah dalam arti istilah adalah hokum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hambanya dengan demikian syariah dalam pengertian ini adalah wahyu Allah, baik dalampengertian wahyu al Matluww (Alquran), maupun al-Wahyu gair Matluw (Sunnah) .
Syariah dalam literature hukum islam dalam pengertian :
A. Syari’ah dalam arti sebagai hukum yang dapat berubah sepanjang masa
B. Syari’ah dalam arti sebagai pemahaman baik yang tidak berubah sepanjang masa maupun yang dapat berubah.
I. syariah
Secara harfiah kata Syari’ah berasal dari kata syara’a –yasy’rau –syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum . Pengertian lainnya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fighi ala Mazhabi Li Imam Syafi’I, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus . Syariah dalam arti istilah adalah hokum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hambanya dengan demikian syariah dalam pengertian ini adalah wahyu Allah, baik dalampengertian wahyu al Matluww (Alquran), maupun al-Wahyu gair Matluw (Sunnah) .
Syariah dalam literature hukum islam dalam pengertian :
A. Syari’ah dalam arti sebagai hukum yang dapat berubah sepanjang masa
B. Syari’ah dalam arti sebagai pemahaman baik yang tidak berubah sepanjang masa maupun yang dapat berubah.
Rabu, 18 September 2013
UPDATE DATA CALON SERTIFIKASI GPAIS
Teman-teman yang belum sertifikasi bisa mengambil file ini untuk perbaharuan data untuk diserahkan ke depag bagian PAIS, selambatnya tanggal 20 September 2013. klik disini
Kamis, 12 September 2013
CPNS 2013 DELI SERDANG
CPNS Kabupaten Deli Serdang
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2013 akan menerima 387 orang CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) daerah dari pelamar umum terbagi dalam 3 formasi masing-masing tenaga guru 184 orang, tenaga kesehatan 110 orang dan tenaga teknis 93 orang.
Pendaftaran pelamar dan seleksi administrasi dilaksanakan 30 Oktober sampai dengan 13 Nopember 2013 di gedung Cadika Pramuka Lubuk Pakam.
Penerimaan CPNS Daerah Deliserdang tahun 2013 tertuang dalam surat pengumuman Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan Nomor 811.1/6067 tanggal 23 Oktober 2013 berdasarkan surat persetujuan rincian formasi dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 138.P/M.PAN/9/2013 tanggal 07 September 2013.
Kamis, 15 Agustus 2013
MATERI ILMU TAJWID
A. TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م ) ( وقف لا زم ) : harus berhenti
( ؞ ؞ ) معا نقه ) : berhenti di salah satu titik
ط ) ( وقف مطلق ) : sebaiknya berhenti
قلى ) ( الوقف اولى ) : sebaiknya berhenti
قف ) ( الوقف ) : sebaiknya berhenti
ج ) ( وقف جا ئز ) : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya: sebaiknya terus.
لا) ( الوقف ممنوع ) : sebaiknya terus
صلى) ( الوصل اولى ) : sebaiknya terus
ز) ( مجوز الوقف ) : sebaiknya terus
ص ) ( مر خص الوقف ) : sebaiknya terus
ق) ( قيل هو وقف ) : sebaiknya terus
Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.
م ) ( وقف لا زم ) : harus berhenti
( ؞ ؞ ) معا نقه ) : berhenti di salah satu titik
ط ) ( وقف مطلق ) : sebaiknya berhenti
قلى ) ( الوقف اولى ) : sebaiknya berhenti
قف ) ( الوقف ) : sebaiknya berhenti
ج ) ( وقف جا ئز ) : boleh berhenti, juga boleh terus
Washol artinya: sebaiknya terus.
لا) ( الوقف ممنوع ) : sebaiknya terus
صلى) ( الوصل اولى ) : sebaiknya terus
ز) ( مجوز الوقف ) : sebaiknya terus
ص ) ( مر خص الوقف ) : sebaiknya terus
ق) ( قيل هو وقف ) : sebaiknya terus
Rabu, 07 Agustus 2013
Lafazh Niat Zakat Fitrah & Do'a Menerima Zakat
1. Niat zakat Fitrah untuk diri sendiri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNAFSII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri, Fardhu karena Allah Ta’ala
2. Niat zakat Fitrah untuk Istri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN ZAUJATII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya, Fardhu karena Allah Ta’ala
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِىْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘ANNAFSII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas diri saya sendiri, Fardhu karena Allah Ta’ala
2. Niat zakat Fitrah untuk Istri
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنْ زَوْجَتِيْ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
NAWAITU AN-UKHRIJA ZAKAATAL FITHRI ‘AN ZAUJATII FARDHAN LILLAHI TA’AALAA
Sengaja saya mengeluarkan zakat fitrah atas istri saya, Fardhu karena Allah Ta’ala
Kamis, 25 Juli 2013
DINASTI ABBASIYAH (PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN)
A. Pendahuluan
Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah, kekuasaan berpindah kepada Bani Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dinasti ini dipimpin oleh para Khalifah yang cerdas dan kuat, seperti al-Mansur, al-Rasyid dan al-Ma’mun, sehingga dinasti ini mampu bertahan selarna berabad-abad.1
Dinasti Abbasiyah mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umayah yang sangat luas. Perluasan wilayah pada masa Umayyah ini, menjadi salah satu embrio perkembangan peradaban Islam pada masa dinasti ini. Dinasti Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah dan mengukir nama dalam lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia Islam ke era keemasan.2 Pada era ini kernajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, militer dan ilmu pengetahuan berhasil diraih. Islam benar-benar berada pada puncak kemuliaan, kekayaan, kemajuan, kekuasaan serta peradaban yang sangat tinggi.3 Kemajuan Peradaban Abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini, pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad.4
Setelah kejatuhan Dinasti Umayyah, kekuasaan berpindah kepada Bani Abbasiyah. Untuk pertama kalinya dinasti ini dipimpin oleh para Khalifah yang cerdas dan kuat, seperti al-Mansur, al-Rasyid dan al-Ma’mun, sehingga dinasti ini mampu bertahan selarna berabad-abad.1
Dinasti Abbasiyah mewarisi wilayah kekuasaan dari Bani Umayah yang sangat luas. Perluasan wilayah pada masa Umayyah ini, menjadi salah satu embrio perkembangan peradaban Islam pada masa dinasti ini. Dinasti Abbasiyah telah melewati fase-fase sejarah dan mengukir nama dalam lembaran sejarah sebagai dinasti yang telah membawa dunia Islam ke era keemasan.2 Pada era ini kernajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, militer dan ilmu pengetahuan berhasil diraih. Islam benar-benar berada pada puncak kemuliaan, kekayaan, kemajuan, kekuasaan serta peradaban yang sangat tinggi.3 Kemajuan Peradaban Abbasiyah sebagiannya disebabkan oleh stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi kerajaan ini, pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad.4
MUNASABAH ALQURAN
A. Pendahuluan
Lahirnya pengetahuan teori korelasi (munasabah) ini berawal dari kenyataan bahwa sistimatika Alquran sebagaimana terdapat dalam Mushaf Usmani sekarang tidak berdasarkan fakta kronologis turunnya. Itulah sebab terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama salaf tentang urutan turunnya surat dalam Alquran. Pendapat pertama bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi saw. Golongan kedua berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada ijtihad para sahabat setelah mereka sepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama kecuali pada beberapa surat di dalam Alquran.
Lahirnya pengetahuan teori korelasi (munasabah) ini berawal dari kenyataan bahwa sistimatika Alquran sebagaimana terdapat dalam Mushaf Usmani sekarang tidak berdasarkan fakta kronologis turunnya. Itulah sebab terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama salaf tentang urutan turunnya surat dalam Alquran. Pendapat pertama bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari Nabi saw. Golongan kedua berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada ijtihad para sahabat setelah mereka sepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama kecuali pada beberapa surat di dalam Alquran.
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM STUDI ISLAM
A. Pendahuluan
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam prilaku yang nyata. Objek formal psikologi adalah jiwa manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak dan tidak konkrit, karena itu untuk memenuhi unsur empiris psikologi sebagai ilmu pengetahuan, maka psikologi mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang tampak secara lahir.
Layaknya disiplin ilmu yang lain, disiplin ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Apa yang dikaji oleh studi Islam menggunakan pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya. Jiwa tersebut dapat diamati secara empiris dengan mengamati tingkah-lakunya dengan menggunakan pendekatan psikologis.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam prilaku yang nyata. Objek formal psikologi adalah jiwa manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak dan tidak konkrit, karena itu untuk memenuhi unsur empiris psikologi sebagai ilmu pengetahuan, maka psikologi mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang tampak secara lahir.
Layaknya disiplin ilmu yang lain, disiplin ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Apa yang dikaji oleh studi Islam menggunakan pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya. Jiwa tersebut dapat diamati secara empiris dengan mengamati tingkah-lakunya dengan menggunakan pendekatan psikologis.
SEJARAH BERDIRINYA DINASTI BUWAIHI
PENDAHULUAN
Bersamaan dengan kekuasaan Nuh bin Nasr, Dinasti Saman terlibat konflik dengan orang-orangdari Suku Daylam di kota Al-Jibal, ( Ray ). Putra Nasr bin Ahmadbin Ismail Samani berambisi menguasai kembali wilayah Ray.Secara de jure , kawasan Ray telah di kuasai oleh orang-orang Suku Daylam. Ternyata tidak mudah bagi Nuh bin Nasr untuk menaklukkan suku ini.Malah sebagian pasukannya sewaktu menyerbu Ray membelot berpihak kepada Suku Daylam.Rezim Saman pun kalah menghadapi suku ini.
Ibnu Abi As-Saj, Gubernur Azerbaijan, mengundurkan diri pada tahun 926 M. Bersama pasukannya, dia menuju ke Irak untuk menaklukkan gerakan ekstrimis Kaun Qaramitnah ( Syi` Zaidiyah ). Kekosongan kekuasaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Mardavij binZayyar. Tahun 927 M Mardavij berhasil menaklukkan Ray dan Isfahan.
MUHKAM DAN MUTASYABIHAT
A. Pendahuluan
Al-Qur’an adalah sumber hukum dari segala sumber hukum, oleh sebab itu keutamaan Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam, menjadi kajian yang menarik bagi kalangan umat Islam, sehingga dengan demikian maka muncullah ahli-ahli hukum Al-Qur’an (ayat-ayat muhkam)
Demikianlah bahwa Al-Qur’an tidak hanya sebagai sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tidak pernah kering dan habis, tetapi disaat yang sama Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah percobaan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah dapat mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturunkan Allah untuk kita semua, kita tidak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu. Maka tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatakan Utsman ra: “jika saja hati kalian itu suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah.”¹
Al-Qur’an adalah sumber hukum dari segala sumber hukum, oleh sebab itu keutamaan Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam, menjadi kajian yang menarik bagi kalangan umat Islam, sehingga dengan demikian maka muncullah ahli-ahli hukum Al-Qur’an (ayat-ayat muhkam)
Demikianlah bahwa Al-Qur’an tidak hanya sebagai sumber ilmu, petunjuk dan inspirasi kebenaran yang tidak pernah kering dan habis, tetapi disaat yang sama Al-Qur’an adalah sumber segala kebahagiaan sejati. Hanya saja ada sebuah percobaan rumit yang selalu menjadi sebab kita tidak pernah dapat mendapatkan itu semua, keengganan kita untuk mengkaji untaian isinya yang diturunkan Allah untuk kita semua, kita tidak pernah berhasil benar dalam meraih puncak ilmu. Maka tidak mengherankan jika kita pun seperti yang dikatakan Utsman ra: “jika saja hati kalian itu suci, maka ia tidak akan pernah kenyang dan puas dengan kalamullah.”¹
Jumat, 19 Juli 2013
STUDI TASAWUF
A. Pendahuluan
Islam sebagai agama yang bersifat universal, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada penbersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan lain-lain. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan dan sebagainya.
Islam sebagai agama yang bersifat universal, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada penbersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan lain-lain. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan dan sebagainya.
Rabu, 26 Juni 2013
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
Amat penting dalam ilmu puasa adalah mengetahui
hal-hal yang membatalkan puasa.
1) Membatalkan : Yaitu di saat kita me-masukkan sesuatu ke dalam mulut kita dan kita menelannya dengan sengaja saat kita sadar bahwa kita sedang puasa. Jadi yang menjadikannya batal adalah karena menelan dengan sengaja. Maka dari itu jika ada orang memasukkan permen atau es krim ke dalam mulutnya maka hal itu tidak membatalkan pua-sanya asalkan tidak ditelan.
1. Memasukan sesuatu ke dalam salah satu lima (5) lubang, yaitu :
a. Mulut
Hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut adalah membatalkan puasa. Untuk
memudahkan pemahaman kita maka hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut
ini ada empat hukum yaitu :
1) Membatalkan : Yaitu di saat kita me-masukkan sesuatu ke dalam mulut kita dan kita menelannya dengan sengaja saat kita sadar bahwa kita sedang puasa. Jadi yang menjadikannya batal adalah karena menelan dengan sengaja. Maka dari itu jika ada orang memasukkan permen atau es krim ke dalam mulutnya maka hal itu tidak membatalkan pua-sanya asalkan tidak ditelan.
Catatan masalah ludah Di dalam masalah ini ada hal yang perlu kita
perhatikan yaitu masalah lu-dah. Ludah itu jika kita telan tidak
membatalkan puasa kita dengan syarat :
Minggu, 02 Juni 2013
MUHAMMAD SAW SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA
I. Pendahuluan
Kota Mekah adalah tanah suci yang di tengah-tengahnya terletak Ka’bah. Suatu tempat suci yang diziarahi bangsa Arab semenjak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail selesai membangun tempat itu. Penduduknya sangat kukuh dalam mempertahankan keyakinan dan adat istiadat. Menjelang diutusnya Nabi Muhammad saw, Ka’bah telah dikotori oleh berhala, darah korban binatang yang dipersembahkan untuk berhala dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kemusyrikan. Ka’bah dijadikan pusat pemujaan peribadatan jahiliyah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan di tempat suci itu. Padahal sejak berabad-abad lamanya Ka’bah adalah pusat penyebaran agama tauhid lagi hanif.
Masyarakat Arab telah terjerumus kedalam kesesatan penyembahan berhala, berjudi, mabuk, ashabiah buta, perang, poligami bebas, menghilangkan hak-hak kemanusiaan. Mereka anggap itu semua adalah ajaran nenek moyang yang harus diikuti dan dipatuhi. Seperti yang dilukiskan dalam al-Quran yang terjemahannya:
“Apabila dikatakan kepada mereka : ‘Marilah mengikuti apa yang di turunkan Allah dan mengikuti Rasul’, mereka menjawab: ‘cukuplah bagi kami apa yang kami dapati dari nenek moyang kami’. Dan apakah (mereka akan mengikuti juga) sekalipun nenek moyang mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak (pula) mendapatkan petunjuk”.(Q.S. al-Maidah/5:104)
Kota Mekah adalah tanah suci yang di tengah-tengahnya terletak Ka’bah. Suatu tempat suci yang diziarahi bangsa Arab semenjak Nabi Ibrahim dan putranya Ismail selesai membangun tempat itu. Penduduknya sangat kukuh dalam mempertahankan keyakinan dan adat istiadat. Menjelang diutusnya Nabi Muhammad saw, Ka’bah telah dikotori oleh berhala, darah korban binatang yang dipersembahkan untuk berhala dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kemusyrikan. Ka’bah dijadikan pusat pemujaan peribadatan jahiliyah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi penyimpangan di tempat suci itu. Padahal sejak berabad-abad lamanya Ka’bah adalah pusat penyebaran agama tauhid lagi hanif.
Masyarakat Arab telah terjerumus kedalam kesesatan penyembahan berhala, berjudi, mabuk, ashabiah buta, perang, poligami bebas, menghilangkan hak-hak kemanusiaan. Mereka anggap itu semua adalah ajaran nenek moyang yang harus diikuti dan dipatuhi. Seperti yang dilukiskan dalam al-Quran yang terjemahannya:
“Apabila dikatakan kepada mereka : ‘Marilah mengikuti apa yang di turunkan Allah dan mengikuti Rasul’, mereka menjawab: ‘cukuplah bagi kami apa yang kami dapati dari nenek moyang kami’. Dan apakah (mereka akan mengikuti juga) sekalipun nenek moyang mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak (pula) mendapatkan petunjuk”.(Q.S. al-Maidah/5:104)
AQSAM AL – QURAN
A. Pendahuluan
Bersumpah merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dirinya berada di atas kebenaran, tidak berdusta. Dengan diucapkannya sumpah oleh seseorang maka orang lain yang pada awalnya ragu atau tidak percaya tentang informasi yang disampaikan menjadi yakin dan percaya. Jadi tujuan manusia bersumpah adalah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang lain mempercayai berita yang dibawanya. Bersumpah adalah dengan menggunakan kalimat sumpah.
Lalu bagaimana halnya jika Allah Swt yang bersumpah. Padahal kita meyakini sepenuh hati bahwa Allah Maha Sempurna, Maha Kuasa dan Maha Benar tidak pernah berdusta. Dalam kondisi yang begitu mengagumkan, menurut pikiran kita, tentu tak perlu Allah memakai kalimat sumpah untuk meyakinkan manusia. Bagi seorang mukmin ada atau tidak ada sumpah sama saja, orang mukmin akan tetap percaya. Sebaliknya, bagi orang yang kufur, kalimat sumpah tidak akan memberi pengaruh apapun, kecuali dia mendapat hidayah. Walaupun demikian, Allah memakai sumpah dalam al-Quran.
Bersumpah merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dirinya berada di atas kebenaran, tidak berdusta. Dengan diucapkannya sumpah oleh seseorang maka orang lain yang pada awalnya ragu atau tidak percaya tentang informasi yang disampaikan menjadi yakin dan percaya. Jadi tujuan manusia bersumpah adalah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang lain mempercayai berita yang dibawanya. Bersumpah adalah dengan menggunakan kalimat sumpah.
Lalu bagaimana halnya jika Allah Swt yang bersumpah. Padahal kita meyakini sepenuh hati bahwa Allah Maha Sempurna, Maha Kuasa dan Maha Benar tidak pernah berdusta. Dalam kondisi yang begitu mengagumkan, menurut pikiran kita, tentu tak perlu Allah memakai kalimat sumpah untuk meyakinkan manusia. Bagi seorang mukmin ada atau tidak ada sumpah sama saja, orang mukmin akan tetap percaya. Sebaliknya, bagi orang yang kufur, kalimat sumpah tidak akan memberi pengaruh apapun, kecuali dia mendapat hidayah. Walaupun demikian, Allah memakai sumpah dalam al-Quran.
PENDEKATAN NORMATIF KAJIAN ISLAM STUDI HUKUM ISLAM
A. Pengertian Istilah Kunci
I. syariah
Secara harfiah kata Syari’ah berasal dari kata syara’a –yasy’rau –syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum . Pengertian lainnya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fighi ala Mazhabi Li Imam Syafi’I, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus . Syariah dalam arti istilah adalah hokum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hambanya dengan demikian syariah dalam pengertian ini adalah wahyu Allah, baik dalampengertian wahyu al Matluww (Alquran), maupun al-Wahyu gair Matluw (Sunnah) .
I. syariah
Secara harfiah kata Syari’ah berasal dari kata syara’a –yasy’rau –syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum . Pengertian lainnya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fighi ala Mazhabi Li Imam Syafi’I, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus . Syariah dalam arti istilah adalah hokum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hambanya dengan demikian syariah dalam pengertian ini adalah wahyu Allah, baik dalampengertian wahyu al Matluww (Alquran), maupun al-Wahyu gair Matluw (Sunnah) .
Rabu, 15 Mei 2013
DINASTI FATHIMIYAH
A. Pendahuluan
Berakhirnya kekuasaan Daulah Abbasiyah di awal abad kesembilan ditandai munculnya disintegrasi wilayah. Di berbagai daerah yang selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah do Baghdad dan
membentuk daulah-daulah kecil yang berdiri sendiri (otonom). Di bagian barat, muncul dinasti ldrisiyah, Aglabiyah, Tuluniyah, Fathimiyah, Ikhsidiyah, dan Hamdaniyah.
Dinasti Fathimiyah adalah salah satu dari Dinasti Syiah dalam sejarah Islam. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun 909 M. sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang terpusat di Baghdad, yaitu bani Abbasiyah. Dinasti Fathimiyah didirikan oleh Sa'id ibn Husain, kemungkinan keturunan perdiri kedua sekte islamiyah1
Dinasti Fathimiyah merupakan salah satu dinasti Syiah dalam sejarah Islam yang pernah ada dan juga memiliki andil dalam memperkaya khazanah sejarah peradaban Islam. Makalah ini akan mendiskripsikan Dinasti Fathimiyah dengan berbagai aspeknya yang mencakup latar belakang berdirinya, dinamika keagamaan, sosial, politik, intelektual, ekonomi dan Kemunduran dan kehancuran Dinasti.
Berakhirnya kekuasaan Daulah Abbasiyah di awal abad kesembilan ditandai munculnya disintegrasi wilayah. Di berbagai daerah yang selama ini dikuasai, menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintah do Baghdad dan
membentuk daulah-daulah kecil yang berdiri sendiri (otonom). Di bagian barat, muncul dinasti ldrisiyah, Aglabiyah, Tuluniyah, Fathimiyah, Ikhsidiyah, dan Hamdaniyah.
Dinasti Fathimiyah adalah salah satu dari Dinasti Syiah dalam sejarah Islam. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada tahun 909 M. sebagai tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang terpusat di Baghdad, yaitu bani Abbasiyah. Dinasti Fathimiyah didirikan oleh Sa'id ibn Husain, kemungkinan keturunan perdiri kedua sekte islamiyah1
Dinasti Fathimiyah merupakan salah satu dinasti Syiah dalam sejarah Islam yang pernah ada dan juga memiliki andil dalam memperkaya khazanah sejarah peradaban Islam. Makalah ini akan mendiskripsikan Dinasti Fathimiyah dengan berbagai aspeknya yang mencakup latar belakang berdirinya, dinamika keagamaan, sosial, politik, intelektual, ekonomi dan Kemunduran dan kehancuran Dinasti.
KISAH-KISAH ALQURAN (QASHAS ALQURAN )
A. Pendahuluan
Ketika kita hendak menyampaikan pesan atau berita tentang peristiwa terdahulu dengan cara menghubungkan suatu peristiwa itu dengan peristiwa kekinian akan menimbulkan daya tarik dan perhatian audien, begitu pun juga dengan menyampaikan nasehat yang dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan masyarakat kekinian maka akan menarik perhatian masyarakat dan bahkan akan menciptakan rasa keingin tahuannya, yang pada gilirannya ia akan terpengaruh dengan nasehat itu, artinya pemberi nasehat telah berhasil mempengaruhi audien. Kesusasteraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas diantara seni-seni bahasa dan kesusasteraan. Dan kisah yang henar telah membuktikan kondisi ini dalam uslub arabi secara jelas dan menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi yaitu kisah-kisah Alquran.
Alquran sebagai wahyu Allah, di dalamnya banyak memberikan informasi sekitar kisah-kisah orang terdahulu yang mensifati kisah tersebut sebagai kisah yang benar yang tidak di ragukan lagi, sebagai mana Allah telah mensifati kisah ini sebagai kisah yang terbaik (Ahsan al Qashas)1
Ketika kita hendak menyampaikan pesan atau berita tentang peristiwa terdahulu dengan cara menghubungkan suatu peristiwa itu dengan peristiwa kekinian akan menimbulkan daya tarik dan perhatian audien, begitu pun juga dengan menyampaikan nasehat yang dituangkan dalam bentuk kisah yang menggambarkan peristiwa dalam realita kehidupan masyarakat kekinian maka akan menarik perhatian masyarakat dan bahkan akan menciptakan rasa keingin tahuannya, yang pada gilirannya ia akan terpengaruh dengan nasehat itu, artinya pemberi nasehat telah berhasil mempengaruhi audien. Kesusasteraan kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas diantara seni-seni bahasa dan kesusasteraan. Dan kisah yang henar telah membuktikan kondisi ini dalam uslub arabi secara jelas dan menggambarkannya dalam bentuk yang paling tinggi yaitu kisah-kisah Alquran.
Alquran sebagai wahyu Allah, di dalamnya banyak memberikan informasi sekitar kisah-kisah orang terdahulu yang mensifati kisah tersebut sebagai kisah yang benar yang tidak di ragukan lagi, sebagai mana Allah telah mensifati kisah ini sebagai kisah yang terbaik (Ahsan al Qashas)1
STUDI TASAWUF
A. Pendahuluan
Islam sebagai agama yang bersifat universal, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada penbersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan lain-lain. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan dan sebagainya.
Islam sebagai agama yang bersifat universal, selain menghendaki kebersihan lahiriah juga menghendaki kebersihan batiniah, lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya. Hal ini terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus disertai niat.
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada penbersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui studi tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. Dari pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan dirinya pada saat ia berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai aktivitas yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan dan lain-lain. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi berbagai penyimpangan moral seperti manipulasi, korupsi, kolusi, penyalahgunaan kekuasaan dan kesempatan, penindasan dan sebagainya.
NEPOTISME DAN PEMBERONTAKAN PADA MASA PEMERINTAHAN UTSMAN BIN AFFAN
A. Pendahuluan.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Islampun memasuki masa transisi pemerintahan dari zaman yang langsung dipimpin oleh Rasul yang selalu mendapat bimbingan langsung dari Allah kepada seorang Abu Bakar ( 632-634 ) yang hanya sahabat Nabi. Maka masa ini diwarnai pesoalan agama seperti kemurtadan dan keengganan membayar zakat.
Masa transisi ini berhasil dilalui oleh ummat Islam dengan selamat, maka Islam sebagai agama, politik dan budaya mulai menggeliat setelah ditinggal Rasul. Banyak keputusan-keputusan baru yang harus diambil, tanggung jawab ini diemban oleh khalifah ke-II Umar Bin Khattab (634-644 M ). Penyebaran agama Islampun dilaksanakan seiring dengan perluasan wilayah Islam. Banyak orang yang takluk dibawah Islam memeluknya sebagai agama meskipun ada sebahagian dari mereka yang membenci Islam ataupun bangsa Arab yang merupakan penjajah. Umar memerintah dengan tegas dan disiplin, rakyat maupun pegawainya akan dihukum bila terbukti bersalah. Pada akhir pemerintahannya timbul gejala-gejala ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakannya yang disuarakan pertama kalinya oleh mereka yang membeci Islam
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Islampun memasuki masa transisi pemerintahan dari zaman yang langsung dipimpin oleh Rasul yang selalu mendapat bimbingan langsung dari Allah kepada seorang Abu Bakar ( 632-634 ) yang hanya sahabat Nabi. Maka masa ini diwarnai pesoalan agama seperti kemurtadan dan keengganan membayar zakat.
Masa transisi ini berhasil dilalui oleh ummat Islam dengan selamat, maka Islam sebagai agama, politik dan budaya mulai menggeliat setelah ditinggal Rasul. Banyak keputusan-keputusan baru yang harus diambil, tanggung jawab ini diemban oleh khalifah ke-II Umar Bin Khattab (634-644 M ). Penyebaran agama Islampun dilaksanakan seiring dengan perluasan wilayah Islam. Banyak orang yang takluk dibawah Islam memeluknya sebagai agama meskipun ada sebahagian dari mereka yang membenci Islam ataupun bangsa Arab yang merupakan penjajah. Umar memerintah dengan tegas dan disiplin, rakyat maupun pegawainya akan dihukum bila terbukti bersalah. Pada akhir pemerintahannya timbul gejala-gejala ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakannya yang disuarakan pertama kalinya oleh mereka yang membeci Islam
QAT’I DAN ZANNI
A. Pendahuluan
Alquran merupakan sumber utama dalam prosedur untuk melakukan istinbat (penetapan) hukum. Tanpa Alquran, tidak mungkin dipahami ajaran Islam secara keseluruhan dan hukum Islam secara partikular. Pembahasan tentang Alquran sebagai sumber utama hukum Islam adalah sesuatu yang seragam di dalam kitab-kitab usul fikih. Namun keseragaman ini menjadi sirna manakala pembahasan mulai memasuki persoalan-persoalan yang lebih detail, misalnya mengenai kedilalahan ayat-ayat Alquran sebagai hujjah di dalam kerangka istinbat hukum. Salah satu persoalan yang cukup rumit dan variatif adalah terkait dengan permasalahan pengkategorian ayat-ayat Alquran ke dalam qat’i dan zanni.
Secara umum pengkategorian ini menjadi sangat penting di dalam menjadikan satu ayat sebagai dalil hukum. Hal ini terkait dengan persoalan penggunaan rasionalitas di dalam hukum. Apabila satu ayat dikategorikan qat’i, maka tingkat rasionalitasnya menjadi rendah. Sedangkan bila dikategorikan zanni, maka tingkat spekulatifnya menjadi tinggi.
Alquran merupakan sumber utama dalam prosedur untuk melakukan istinbat (penetapan) hukum. Tanpa Alquran, tidak mungkin dipahami ajaran Islam secara keseluruhan dan hukum Islam secara partikular. Pembahasan tentang Alquran sebagai sumber utama hukum Islam adalah sesuatu yang seragam di dalam kitab-kitab usul fikih. Namun keseragaman ini menjadi sirna manakala pembahasan mulai memasuki persoalan-persoalan yang lebih detail, misalnya mengenai kedilalahan ayat-ayat Alquran sebagai hujjah di dalam kerangka istinbat hukum. Salah satu persoalan yang cukup rumit dan variatif adalah terkait dengan permasalahan pengkategorian ayat-ayat Alquran ke dalam qat’i dan zanni.
Secara umum pengkategorian ini menjadi sangat penting di dalam menjadikan satu ayat sebagai dalil hukum. Hal ini terkait dengan persoalan penggunaan rasionalitas di dalam hukum. Apabila satu ayat dikategorikan qat’i, maka tingkat rasionalitasnya menjadi rendah. Sedangkan bila dikategorikan zanni, maka tingkat spekulatifnya menjadi tinggi.
PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM STUDI ISLAM
A. Pendahuluan
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam prilaku yang nyata. Objek formal psikologi adalah jiwa manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak dan tidak konkrit, karena itu untuk memenuhi unsur empiris psikologi sebagai ilmu pengetahuan, maka psikologi mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang tampak secara lahir.
Layaknya disiplin ilmu yang lain, disiplin ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Apa yang dikaji oleh studi Islam menggunakan pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya. Jiwa tersebut dapat diamati secara empiris dengan mengamati tingkah-lakunya dengan menggunakan pendekatan psikologis.
Bagian ilmu psikologi yang memfokuskan kajiannya pada jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama disebut dengan psikologi agama. Lebih lanjut, psikologi agama dapat dikatakan sebagai hasil dari studi keagamaan yang menggunakan pendekatan psikologis.
Makalah ini akan mengkaji dan menjelaskan lebih lanjut tentang pendekatan psiologis dalam studi Islam.
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah kejiwaan manusia yang tercermin dalam prilaku yang nyata. Objek formal psikologi adalah jiwa manusia. Jiwa manusia bersifat abstrak dan tidak konkrit, karena itu untuk memenuhi unsur empiris psikologi sebagai ilmu pengetahuan, maka psikologi mempelajari gejala-gejala jiwa manusia yang tampak secara lahir.
Layaknya disiplin ilmu yang lain, disiplin ilmu psikologi dapat dipakai untuk mengkaji gejala keberagamaan masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat muslim. Apa yang dikaji oleh studi Islam menggunakan pendekatan psikologi adalah hubungan antara agama dengan jiwa manusia. Hubungan ini dikaji melalui gejala jiwa manusia yang lahir dalam tingkah-laku dalam hubungannya dengan agama Islam.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa agama sangat mempengaruhi jiwa penganutnya. Jiwa tersebut dapat diamati secara empiris dengan mengamati tingkah-lakunya dengan menggunakan pendekatan psikologis.
Bagian ilmu psikologi yang memfokuskan kajiannya pada jiwa manusia dalam hubungannya dengan agama disebut dengan psikologi agama. Lebih lanjut, psikologi agama dapat dikatakan sebagai hasil dari studi keagamaan yang menggunakan pendekatan psikologis.
Makalah ini akan mengkaji dan menjelaskan lebih lanjut tentang pendekatan psiologis dalam studi Islam.
Jumat, 03 Mei 2013
KHUTBAH JUM'AT. "Istighfar dan Taubat Kunci Rizki dan Keberkahan dari Allah"
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Sabtu, 13 April 2013
SOLAT QOSOR
SOLAT QOSOR
Masalah hukum solat qosor dalam safar memang cukup banyak mengalami perbedaan pendapat di kalangan ulama. Hal itu terjadi karena begitu banyaknya dalil yang satu sama lain kelihatan saling berbeda. Meski tetap masih bisa dicarikan titik temuanya.
Dan sebelum kita membuat suatu dalil bila berbenturan dengan dalil lainnya, sebaiknya memang dicarikan titik temua di antara keduanya. Dengan demikian kita akan selamat dari bahaya menafikan suatu dalil yang ada di hadapan mata.
Karena itulah sangat wajar bila kita mendapati para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan menjama` shalat dilihat dari segi batas minimal jarak perjalanan. Paling tidak yang bisa kita tampilkan di sini adalah pendapat yang cukup mewakili dari keberagaman pendapat.
Masalah hukum solat qosor dalam safar memang cukup banyak mengalami perbedaan pendapat di kalangan ulama. Hal itu terjadi karena begitu banyaknya dalil yang satu sama lain kelihatan saling berbeda. Meski tetap masih bisa dicarikan titik temuanya.
Dan sebelum kita membuat suatu dalil bila berbenturan dengan dalil lainnya, sebaiknya memang dicarikan titik temua di antara keduanya. Dengan demikian kita akan selamat dari bahaya menafikan suatu dalil yang ada di hadapan mata.
Karena itulah sangat wajar bila kita mendapati para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan menjama` shalat dilihat dari segi batas minimal jarak perjalanan. Paling tidak yang bisa kita tampilkan di sini adalah pendapat yang cukup mewakili dari keberagaman pendapat.
Tabel sukatan syar'iyah dengan ukuran sukatan internasional
Konsepsi Ukuran Sukatan Dalam Hukum Syar'i
Sukatan atau kail (dalam bahasa Arab) adalah alat menentukan ukuran takaran/sukatan suatu benda dengan menggunakan mud, sha' atau usuk.
Mud jamak amdad
المُدُّ ج أَمْدَّادٌ وَمِدَّادٌ وَمِدَّدَةٌ هو ضرب من المَكَايِيْل
biasa digunakan sebagai salah satu alat sukatan, yang ukuran volumenya sebesar isi 1 1/3 rithal kacang Adas, atau 2 rithal air. Ukuran ini apabila dibandingkan ke gram, maka berat 1 mud kacang Adas adalah 576 gram, dan berat 1 mud air = 864 gram.
Sukatan atau kail (dalam bahasa Arab) adalah alat menentukan ukuran takaran/sukatan suatu benda dengan menggunakan mud, sha' atau usuk.
Mud jamak amdad
المُدُّ ج أَمْدَّادٌ وَمِدَّادٌ وَمِدَّدَةٌ هو ضرب من المَكَايِيْل
biasa digunakan sebagai salah satu alat sukatan, yang ukuran volumenya sebesar isi 1 1/3 rithal kacang Adas, atau 2 rithal air. Ukuran ini apabila dibandingkan ke gram, maka berat 1 mud kacang Adas adalah 576 gram, dan berat 1 mud air = 864 gram.
Sabtu, 06 April 2013
10 Tokoh Ilmuwan Islam paling berjasa dalam Ilmu Pengetahuan
Zaman keemasan Islam, dimana para tokoh Islam banyak yang menyumbangakan ilmu pengetahuannya bagi masyarakat. Bagi kita semua sudah sewajarnya untuk mengetahui para tokoh tersebut. teman-teman yang berminat silahkan untuk mendownload di sini
PENDEKATAN SEJARAH DALAM STUDI ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya untuk mengkaji Islam diperlukan semacam pendekatan yang mampu menjelaskan dari “sisi” mana Islam dilihat. Untuk itu diperlukan seperangkat metedologi atau pendekatan agar studi Islam lebih dapat dikaji secara objektif. Pendekatan yang penting digunakan dalam studi Islam berwajah ganda, di samping bersifat teologis normative juga bersifat historis-kritis.
M. Amin Abdullah menyarankan studi agama (religious studies) di Indonesia agar dikembangkan secara komprehensif, multidisipliner, interdisipliner dengan menggunakan metodologis yang bersifat histories-kritis untuk melengkapi penggunaan motedologi yang bersifat doktriner-normatif. Pentingnya metedologi yang bersifat doktriner-normatif ini adalah untuk mengimbangi bidang yang hanya ber-tumpu pada tataran empiric, sebagai mana yang berkembang di dunia Barat. Mulyadi Kartanegara mengatakan bahwa model pandangan keilmuan Barat demikian dapat ‘melecehkan‘ agama dan status keilmuan ilmu-ilmu agama.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya untuk mengkaji Islam diperlukan semacam pendekatan yang mampu menjelaskan dari “sisi” mana Islam dilihat. Untuk itu diperlukan seperangkat metedologi atau pendekatan agar studi Islam lebih dapat dikaji secara objektif. Pendekatan yang penting digunakan dalam studi Islam berwajah ganda, di samping bersifat teologis normative juga bersifat historis-kritis.
M. Amin Abdullah menyarankan studi agama (religious studies) di Indonesia agar dikembangkan secara komprehensif, multidisipliner, interdisipliner dengan menggunakan metodologis yang bersifat histories-kritis untuk melengkapi penggunaan motedologi yang bersifat doktriner-normatif. Pentingnya metedologi yang bersifat doktriner-normatif ini adalah untuk mengimbangi bidang yang hanya ber-tumpu pada tataran empiric, sebagai mana yang berkembang di dunia Barat. Mulyadi Kartanegara mengatakan bahwa model pandangan keilmuan Barat demikian dapat ‘melecehkan‘ agama dan status keilmuan ilmu-ilmu agama.
ASBAB AL-NUZUL
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad Saw masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mengenai mengerti asbabun nuzul sangat banyak manfaatnya. Karena itu tidak benar orang-orang mengatakan, bahwa mempelajari dan memahami sebab-sebab turun al-Qur’an itu tidak berguna, dengan alasan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an itu telah masuk dalam ruang lingkup sejarah. Di antara manfaatnya yang praktis ialah menghilangkan kesulitan dalam memberikan arti ayat-ayat al-Qur’an.
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang pertama dan utama yang harus mereka imani dan aplikasikan dalam kehidupan mereka agar mereka memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslimin tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya. Tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga otentitasnya. Upaya itu telah mereka laksanakan sejak Nabi Muhammad Saw masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah hingga saat ini. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak al-Qur’an diturunkan hingga saat ini. Mengenai mengerti asbabun nuzul sangat banyak manfaatnya. Karena itu tidak benar orang-orang mengatakan, bahwa mempelajari dan memahami sebab-sebab turun al-Qur’an itu tidak berguna, dengan alasan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an itu telah masuk dalam ruang lingkup sejarah. Di antara manfaatnya yang praktis ialah menghilangkan kesulitan dalam memberikan arti ayat-ayat al-Qur’an.
DINASTI UMAIYAH II ANDALUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika periode klasik Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa mulai bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan Eropa bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan mereka mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi kemajuan mereka terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan dalam bidang inilah yang mendukung keberhasilan politiknya. Dalam catatan sejarah Islam, kemajuan-kamajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah, Eropa banyak menimba ilmu, karena pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinnggi Islam di Spanyol Islam. Islam menjadi “guru†bagi orang Eropa, karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan[ ].
PENDAHULUAN
Ketika periode klasik Islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa mulai bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan Eropa bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan mereka mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia lainnya, tetapi kemajuan mereka terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan dalam bidang inilah yang mendukung keberhasilan politiknya. Dalam catatan sejarah Islam, kemajuan-kamajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Spanyol Islamlah, Eropa banyak menimba ilmu, karena pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinnggi Islam di Spanyol Islam. Islam menjadi “guru†bagi orang Eropa, karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan[ ].
MA’RIFAH DAN MAHABBAH
A. Pendahuluan
Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan, ketenangan dan kepuasan batin. Salah satu cara untuk memenuhi kepuasan batin adalah dengan bertasawuf. Tasawuf adalah suatu bentuk penghayatan keagamaan esoterik (hanya diketahui dan dimengerti oleh orang-orang tertentu saja) dalam Islam yang bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Intinya adalah kesadaran adanya komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan, dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Islam sebagai sebuah ajaran keagamaan yang lengkap memberi tempat kepada jenis penghayatan keagamaan jenis ini, di samping penghayatan keagamaan yang bersifat eksoterik (yang dapat diketahui oleh setiap orang ) atau disebut juga ilmu lahiriyah. Yang semakna dengan kata "tasawuf' adalah kata "sufisme" dan "mistisme Islam".
Tasawuf pada umumnya memilki lima ciri yang bersifat psikis, moral, dan epistimologi, yaitu; (1) Peningkatan moral, (2) pemenuhan fana' dalam realitas mutlak, (3) pengetahuan intuitif lansung, (4) ketenteraman dan kebahagiaan, dan (5) penggunaan simbol dalam ungkapan.
Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan, ketenangan dan kepuasan batin. Salah satu cara untuk memenuhi kepuasan batin adalah dengan bertasawuf. Tasawuf adalah suatu bentuk penghayatan keagamaan esoterik (hanya diketahui dan dimengerti oleh orang-orang tertentu saja) dalam Islam yang bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan. Intinya adalah kesadaran adanya komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan, dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Islam sebagai sebuah ajaran keagamaan yang lengkap memberi tempat kepada jenis penghayatan keagamaan jenis ini, di samping penghayatan keagamaan yang bersifat eksoterik (yang dapat diketahui oleh setiap orang ) atau disebut juga ilmu lahiriyah. Yang semakna dengan kata "tasawuf' adalah kata "sufisme" dan "mistisme Islam".
Tasawuf pada umumnya memilki lima ciri yang bersifat psikis, moral, dan epistimologi, yaitu; (1) Peningkatan moral, (2) pemenuhan fana' dalam realitas mutlak, (3) pengetahuan intuitif lansung, (4) ketenteraman dan kebahagiaan, dan (5) penggunaan simbol dalam ungkapan.
STUDI KEISLAMAN : METODOLOGI DAN PENDEKATAN
PENDAHULUAN
Islam adalah agama Samawi yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari Allah untuk manusia. Secara etimologi Islam dapat diartikan damai, pasrah, rela, berserah diri terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. Dan pemeluknya disebut Muslim yaitu orang yang beragama Islam, dan itu berarti orang tersebut wajib ikut serta mengamalkan ajaran-ajaran yang sesuai dengan Islam, karena dia sudah bersaksi akan tetap ikut dan patuh terhadap semua hukum Tuhan.
Usia agama ini sudah 14 abad sejak meninggalnya Rasulullah SAW. Fakta telah membuktikan, mereka yang benar-benar mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam telah unggul dan mampu membangun peradaban yang tinggi bahkan bermartabat, mereka unggul di berbagai bidang, seperti pendidikan, kedokteran, filsafat, bangunan-bangunan fisik yang megah. Itu semua jelas tak terlepas dari ajaran-ajaran Islam yang membawa inspirasi bagi pemeluknya.
Islam adalah agama Samawi yang dibawa Nabi Muhammad SAW dari Allah untuk manusia. Secara etimologi Islam dapat diartikan damai, pasrah, rela, berserah diri terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah. Dan pemeluknya disebut Muslim yaitu orang yang beragama Islam, dan itu berarti orang tersebut wajib ikut serta mengamalkan ajaran-ajaran yang sesuai dengan Islam, karena dia sudah bersaksi akan tetap ikut dan patuh terhadap semua hukum Tuhan.
Usia agama ini sudah 14 abad sejak meninggalnya Rasulullah SAW. Fakta telah membuktikan, mereka yang benar-benar mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam telah unggul dan mampu membangun peradaban yang tinggi bahkan bermartabat, mereka unggul di berbagai bidang, seperti pendidikan, kedokteran, filsafat, bangunan-bangunan fisik yang megah. Itu semua jelas tak terlepas dari ajaran-ajaran Islam yang membawa inspirasi bagi pemeluknya.
METODE TAFSIR TEMATIK (Al-MAUDHU’I)
A. Pendahuluan
Alquran adalah petunjuk hidup bagi manusia yang dapat dijadikan pedoman dan undang-undang di dalam memecahkan segala persoalan. Selain itu juga Alquran adalah menjadi obat bagi siapa yang benar-benar mengamalkannya. Banyak sekali rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dan tidak perlu keragua. Dan sudah banyak orang yang ingin melemahkan atau mencari sisi yang memungkinkan untuk dijadiakan kekurangannya, malah orang tersebut secara spontan dapat dikalahkan oleh Alquran itu sendiri.
Namun kesemuanya itu akan dapat memberikan petunjuk, kesan yang benar dan mendalam di lubuk hati, bila benar-benar diamalkan. Oleh karena itulah agar Alquran itu benar-benar dapat melekat di hati dan tidak sekadar dibaca dan dihapalmu membutuhkan kesungguhan untuk mempelajarinya. Di antaranya harus
Alquran adalah petunjuk hidup bagi manusia yang dapat dijadikan pedoman dan undang-undang di dalam memecahkan segala persoalan. Selain itu juga Alquran adalah menjadi obat bagi siapa yang benar-benar mengamalkannya. Banyak sekali rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dan tidak perlu keragua. Dan sudah banyak orang yang ingin melemahkan atau mencari sisi yang memungkinkan untuk dijadiakan kekurangannya, malah orang tersebut secara spontan dapat dikalahkan oleh Alquran itu sendiri.
Namun kesemuanya itu akan dapat memberikan petunjuk, kesan yang benar dan mendalam di lubuk hati, bila benar-benar diamalkan. Oleh karena itulah agar Alquran itu benar-benar dapat melekat di hati dan tidak sekadar dibaca dan dihapalmu membutuhkan kesungguhan untuk mempelajarinya. Di antaranya harus
PERANG SALIB DAN DAMPAKNYA BAGI DUNIA ISLAM DAN EROPA
A. Pendahuluan
Sebelum terjadi Perang Salib, pertemuan pertama bangsa Eropa dengan Islam terjadi akibat kebijakan-kebijakan ekspansi negara muslim baru, yang terbentuk setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 632. Satu abad kemudian, orang-orang Islam telah menyebarangi barisan pegunungan di antara Prancis dan Spanyol dan menaklukkan wilayah-wilayah yang membentang dari India Utara dan Prancis selatan. Dua ratus tahun berikutnya perkembangan kekuasaan Eropa dunia Islam secara meyakinkan masih berada di tangan kaum muslim, yang menikmati pertumbuhan ekonomi besar-besaran dan mengalami perkembangan kebudayaan yang luar biasa. Dari tahun 750 dan seterusnnya, wilayah Dinasti Abbasiyah dibentuk oleh pemerintahan dan kebudayaan Persia Islam dan semakin bertambah dari dukungan militer dari budak-budak Turki yang menjadi tentara.
Sebelum terjadi Perang Salib, pertemuan pertama bangsa Eropa dengan Islam terjadi akibat kebijakan-kebijakan ekspansi negara muslim baru, yang terbentuk setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada 632. Satu abad kemudian, orang-orang Islam telah menyebarangi barisan pegunungan di antara Prancis dan Spanyol dan menaklukkan wilayah-wilayah yang membentang dari India Utara dan Prancis selatan. Dua ratus tahun berikutnya perkembangan kekuasaan Eropa dunia Islam secara meyakinkan masih berada di tangan kaum muslim, yang menikmati pertumbuhan ekonomi besar-besaran dan mengalami perkembangan kebudayaan yang luar biasa. Dari tahun 750 dan seterusnnya, wilayah Dinasti Abbasiyah dibentuk oleh pemerintahan dan kebudayaan Persia Islam dan semakin bertambah dari dukungan militer dari budak-budak Turki yang menjadi tentara.
MUHAMMAD IQBAL, FILSAFAT TENTANG TUHAN DAN KHUDI
BAB I
PENDAHULUAN
Mohammad Iqbal adalah seorang penyair dan filosof. Iqbal adalah filosof terakhir abad ke-20 yang muncul dari kalangan sunni. Syair dan falsafahnya cendrung bersifat tasawuf. Hal ini dimungkinkan karena latar belakang keluarganya yang taat beragama. Dijelaskan juga bahwa nenek moyang Iqbal telah beragama Islam sejak 3 abad sebelum kelahirannya. Ditambah lagi pendalaman dan penghayatan beliau dalam bidang tasawuf ketika ia hendak meraih gelar doktor (Ph.D) dengan judul disertasinya “TheDevelopment of Metaphysics In Persia”.
Pada masa mudanya Iqbal sangat menyukai karya sastra. Hal inilah yang mendorongnya pergi ke Lahore untuk mempelajari sastra Arab dan Inggris di Government college, hingga meraih gelar Master of Arts (M.A).
PENDAHULUAN
Mohammad Iqbal adalah seorang penyair dan filosof. Iqbal adalah filosof terakhir abad ke-20 yang muncul dari kalangan sunni. Syair dan falsafahnya cendrung bersifat tasawuf. Hal ini dimungkinkan karena latar belakang keluarganya yang taat beragama. Dijelaskan juga bahwa nenek moyang Iqbal telah beragama Islam sejak 3 abad sebelum kelahirannya. Ditambah lagi pendalaman dan penghayatan beliau dalam bidang tasawuf ketika ia hendak meraih gelar doktor (Ph.D) dengan judul disertasinya “TheDevelopment of Metaphysics In Persia”.
Pada masa mudanya Iqbal sangat menyukai karya sastra. Hal inilah yang mendorongnya pergi ke Lahore untuk mempelajari sastra Arab dan Inggris di Government college, hingga meraih gelar Master of Arts (M.A).
Kamis, 21 Maret 2013
TEKS ARAB BACAAN SHOLAT JANAZAH
MATERI PAI KELAS XI BAB XI PENGURUSAN JANAZAH.
TEKS SHOLAT JENAZAH MAYIT PRIA DEWASA
NIAT SHOLAT JENAZAH PRI DEWASA
أصلِّى على هذا الميت أربَعَ تَكبيرات فَرْضَ الكِفايَةِ لله تعالى
TAKBIR PERTAMA MEMBACA SURAH AL-FATIHAH
الحمد لله رب العالمين ,,, الرحمن الرحيم ,,, مالك بوم الدين ,,, اياك نعبد و اياك نستعين ,,, اهدنا الصراط المستقيم ,,, صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الظالين.
Kamis, 14 Maret 2013
Riwayat ULAMA-ULAMA PEMBAHARU di Wilayah Indonesia dan Melayu (Murid Murid Syaikh Ahmad Khatib Al-MinangKabawi)
PENDAHULUAN
Beberapa ulama besar yg membawa pembaharuan Islam di Indonesia di akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900 Masehi, tidak hanya belajar di Indonesia saja, tetapi mereka belajar bertahun-tahun di Mekah. Tercatat dalam sejarah bahwa para ulama2 pembaharu tersebut ternyata belajar juga pada salah seorang guru, yang merupakan juga seorang yang berasal dari Indonesia dan merupakan Imam Masjidil Haram pada saat itu. Beliau adalah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (lahir Isnin, 6 Zulhijjah 1276 H/26 Jun 1860 M, wafat 9 Jamadilawal 1334 H/13 Mac 1916 M).
Beberapa ulama besar yg membawa pembaharuan Islam di Indonesia di akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900 Masehi, tidak hanya belajar di Indonesia saja, tetapi mereka belajar bertahun-tahun di Mekah. Tercatat dalam sejarah bahwa para ulama2 pembaharu tersebut ternyata belajar juga pada salah seorang guru, yang merupakan juga seorang yang berasal dari Indonesia dan merupakan Imam Masjidil Haram pada saat itu. Beliau adalah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (lahir Isnin, 6 Zulhijjah 1276 H/26 Jun 1860 M, wafat 9 Jamadilawal 1334 H/13 Mac 1916 M).
AL-ASY’ARIYYAH TOKOH-TOKOH DAN PERKEMBANGAN ALIRAN SUNNI Sebuah Tinjauan Terhadap Pemikiran: al-Baqillani, al-Juwaini dan al-Ghazali
I. Pendahuluan
Asy'ariyah sebagai salah satu aliran dalam teologi Islam, mencuat ke atas secara vulgar sebagai manifestasi sikap kritis dan reaktif terhadap pemikiran yang berembang sebelumnya terutama aliran Mu'tazilah. Pendiri aliran ini tidak pernah memberikan label nama tertentu terhadap aliran ini, tapi para pengikutnyalah yang memberii narna dengan menisbatkan kepada pendirinya yakni Abu Hasan Ibnu Ismail al-Asy’ari.
Sekalipun pada awal kemunculannya, aliran ini mengesankan hanya sebagai kelompok sempalan dari aliran Mu'tazilah, namun pada akhirnya dapat tampil sebagai sosok aliran yang tegar dan eksis, bahkan menjadi
Asy'ariyah sebagai salah satu aliran dalam teologi Islam, mencuat ke atas secara vulgar sebagai manifestasi sikap kritis dan reaktif terhadap pemikiran yang berembang sebelumnya terutama aliran Mu'tazilah. Pendiri aliran ini tidak pernah memberikan label nama tertentu terhadap aliran ini, tapi para pengikutnyalah yang memberii narna dengan menisbatkan kepada pendirinya yakni Abu Hasan Ibnu Ismail al-Asy’ari.
Sekalipun pada awal kemunculannya, aliran ini mengesankan hanya sebagai kelompok sempalan dari aliran Mu'tazilah, namun pada akhirnya dapat tampil sebagai sosok aliran yang tegar dan eksis, bahkan menjadi
DAULAH ABBASIYAH: MASA AS-SAFFAH
Abstraksi
“Pada akhir masa pemerintahan Umayyah berbagai hal terjadi di dalam tubuh kepemerintahannya. Mulai dari munculnya golongan sparatis yang memang sejak permulaan masa Umayyah sudah tidak menyukainya pada akhirnya semakin membuat rasa kebencian itu menjadi dendam membara, seperti golongan Alawiyin yang menganggap Umayyah telah merampok kekuasaan Ali bin Abi Thalib dan menghabisi keluarga Ali harus dibayar mahal oleh Umayyah. Di Khurasan hal serupa-pun terjadi, akibat dari kekuasaan semena-mena dan tindakan dikriminasi oleh penguasa Umayyah terhadap golongan Mawalli membuat mereka gerah dan memutuskan untuk mengangkat pedang melawan kezaliman Umayyah. Keadaan ini semakin menemukan puncaknya ketika Abbasiyah di Hamimah yang pada saat itu mengatasnmakan Bani Hasyim menjadi motor penggerak dalam revolusi besar untuk menggulingkan dinasti Umayyah. “
“Pada akhir masa pemerintahan Umayyah berbagai hal terjadi di dalam tubuh kepemerintahannya. Mulai dari munculnya golongan sparatis yang memang sejak permulaan masa Umayyah sudah tidak menyukainya pada akhirnya semakin membuat rasa kebencian itu menjadi dendam membara, seperti golongan Alawiyin yang menganggap Umayyah telah merampok kekuasaan Ali bin Abi Thalib dan menghabisi keluarga Ali harus dibayar mahal oleh Umayyah. Di Khurasan hal serupa-pun terjadi, akibat dari kekuasaan semena-mena dan tindakan dikriminasi oleh penguasa Umayyah terhadap golongan Mawalli membuat mereka gerah dan memutuskan untuk mengangkat pedang melawan kezaliman Umayyah. Keadaan ini semakin menemukan puncaknya ketika Abbasiyah di Hamimah yang pada saat itu mengatasnmakan Bani Hasyim menjadi motor penggerak dalam revolusi besar untuk menggulingkan dinasti Umayyah. “
QIRAAT
Abstraksi
“Alquran dan qiraat itu adalah dua hakekat yang berbeda. Alquran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk menjelaskan dan sebagai mukjizat. Sedangkan qiraat adalah perbedaan-perbedaan lafaz wahyu yang tersebut pada huruf-hurufnya atau cara membacanya seperti, cara menepiskan, menebalkan dan yang lain.”
Kata kunci: Qiraat, Sab’u Ahruf
“Alquran dan qiraat itu adalah dua hakekat yang berbeda. Alquran adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk menjelaskan dan sebagai mukjizat. Sedangkan qiraat adalah perbedaan-perbedaan lafaz wahyu yang tersebut pada huruf-hurufnya atau cara membacanya seperti, cara menepiskan, menebalkan dan yang lain.”
Kata kunci: Qiraat, Sab’u Ahruf
STUDI TENTANG TEOLOGI
Kajian Teologi Dalam Islam
A. Definisi Tauhid, Kalam
Untuk memahami apakah pengertian tauhid, terlebih dahulu kita mengenal teologi. Teologi secara bahasa terdiri dari kata “theos” artinya Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan.
Ilmu teologi konon berasal dari bangsa Sumeria, teologi ini bermula sebagai kata dalam bahasa Yunani yakni teologia. Istilah ini artinya penjelasan mengenai para dewa atau Tuhan. Dalam Greek-English Lexicon karya Lidell dan Scott termuat sebanyak 233 atau turunan untuk teos, diantaranya berhubungan dengan Tuhan atau para dewa. Dengan demikian, sedikit atau banyak teologi selama ini telah terfokus pada Tuhan atau para dewa. Oleh karena teologi membahas masalah-masalah doktrin maka teologi muncul dan ada pada setiap agama seperti Yahudi, Nasrani, Hindu, Teologi Sikh dll. Dalam kaitannya dengan ini teologi yang membahas terhadap Tuhan Allah Yang Esa adalah teologi Islam atau yang dikenal dengan tauhid.
A. Definisi Tauhid, Kalam
Untuk memahami apakah pengertian tauhid, terlebih dahulu kita mengenal teologi. Teologi secara bahasa terdiri dari kata “theos” artinya Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan atau ilmu ketuhanan.
Ilmu teologi konon berasal dari bangsa Sumeria, teologi ini bermula sebagai kata dalam bahasa Yunani yakni teologia. Istilah ini artinya penjelasan mengenai para dewa atau Tuhan. Dalam Greek-English Lexicon karya Lidell dan Scott termuat sebanyak 233 atau turunan untuk teos, diantaranya berhubungan dengan Tuhan atau para dewa. Dengan demikian, sedikit atau banyak teologi selama ini telah terfokus pada Tuhan atau para dewa. Oleh karena teologi membahas masalah-masalah doktrin maka teologi muncul dan ada pada setiap agama seperti Yahudi, Nasrani, Hindu, Teologi Sikh dll. Dalam kaitannya dengan ini teologi yang membahas terhadap Tuhan Allah Yang Esa adalah teologi Islam atau yang dikenal dengan tauhid.
Kamis, 07 Maret 2013
ULAMA-ULAMA PEMBAHARU di Wilayah Indonesia dan Melayu
Riwayat ULAMA-ULAMA PEMBAHARU di Wilayah Indonesia dan Melayu (Murid Murid Syaikh Ahmad Khatib Al-MinangKabawi)
PENDAHULUAN
Beberapa ulama besar yg membawa pembaharuan Islam di Indonesia di akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900 Masehi, tidak hanya belajar di Indonesia saja, tetapi mereka belajar bertahun-tahun di Mekah. Tercatat dalam sejarah bahwa para ulama2 pembaharu tersebut ternyata belajar juga pada salah seorang guru, yang merupakan juga seorang yang berasal dari Indonesia dan merupakan Imam Masjidil Haram pada saat itu. Beliau adalah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (lahir Isnin, 6 Zulhijjah 1276 H/26 Jun 1860 M, wafat 9 Jamadilawal 1334 H/13 Mac 1916 M).
PENDAHULUAN
Beberapa ulama besar yg membawa pembaharuan Islam di Indonesia di akhir tahun 1800-an dan awal tahun 1900 Masehi, tidak hanya belajar di Indonesia saja, tetapi mereka belajar bertahun-tahun di Mekah. Tercatat dalam sejarah bahwa para ulama2 pembaharu tersebut ternyata belajar juga pada salah seorang guru, yang merupakan juga seorang yang berasal dari Indonesia dan merupakan Imam Masjidil Haram pada saat itu. Beliau adalah Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (lahir Isnin, 6 Zulhijjah 1276 H/26 Jun 1860 M, wafat 9 Jamadilawal 1334 H/13 Mac 1916 M).
Selasa, 05 Maret 2013
MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT PAI KELAS X
Kegiatan Belajar Mengajar, bagi seorang Guru merupakan hal yang sangat penting. untuk menunjang kegiatan tersebut, di SMA Negeri 1 Galang telah menggunakan dan memanfaatkan kemajuan ilmu teknologi yang berbentuk "POWER POINT". Saya Mempersilahkan Teman-Teman Seprofesi sebagai Guru Agama di SMA
untuk Mendownload Materi PAI Kelas X berikut ini:
MU'TAZILAH, SEJARAH TIMBUL DAN WASIL
BAB I
PENDAHULUAN
Mu’tazilah adalah satu macam lagi diantara gerakan- gerakan yang timbul pada masa kekuasaan Daulah Umawiyah. Gerakan ini mempunyai watak yang berbeda dari gerakan keagamaan semata- mata, tidak pernah membentuk pasukan dan tidak pernah menghunus pedang.
Walaupun gerakan Mu’tazilah ini merupakan gerakan keagamaan, namun pada saat ia mempunyai kekuasaan ia tidak segan menggunakan kekerasan dan tekanan pada pihak- pihak yang menentangnya. Ini terjadi pada waktu Khalifah Ma’mun menganjurkan kepada ulama bahwa Alquran itu adalah makhluk. Bagi mereka yang mengatakan Alquran bukan makhluk maka mereka dipandang sebagai orang yang fasik dan menentang agama.
PENDAHULUAN
Mu’tazilah adalah satu macam lagi diantara gerakan- gerakan yang timbul pada masa kekuasaan Daulah Umawiyah. Gerakan ini mempunyai watak yang berbeda dari gerakan keagamaan semata- mata, tidak pernah membentuk pasukan dan tidak pernah menghunus pedang.
Walaupun gerakan Mu’tazilah ini merupakan gerakan keagamaan, namun pada saat ia mempunyai kekuasaan ia tidak segan menggunakan kekerasan dan tekanan pada pihak- pihak yang menentangnya. Ini terjadi pada waktu Khalifah Ma’mun menganjurkan kepada ulama bahwa Alquran itu adalah makhluk. Bagi mereka yang mengatakan Alquran bukan makhluk maka mereka dipandang sebagai orang yang fasik dan menentang agama.
DINASTI SALJUK
A. PENDAHULUAN
Masa ini diawali ketika suku Saljuk mengambil alih pemerintahan dan mengontrol kekhalifahan Abbasiyah pada tahun 447 H/1055. masa saljuk berakhir pada tahun 656 H/1258, ketika balatentara Mongol menyerang serta dunia Islam terutama bagian timur. Suku saljuk tidak selamanya mendominasi kekuasaan, karena khalifah Abbasiyah belakangan berhasil membebaskan diri dari kontrol Saljuk.
Sejak periode kedua Abbasiyyah yang dimulai setelah pertengahan abad ketiga hijriah, negara kekhilafaan Islam terus melemah secara progresif hingga akhirnya harus pecah menjadi tiga khilafah. Khilafah Abbasiyah berdiri di Timur; khilafah Fatimiah di Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara dan Syria; dan khilafah Umawiyah di Andalusia. Pada saat kondisi umat yang seperti ini perang salib terjadi.
Masa ini diawali ketika suku Saljuk mengambil alih pemerintahan dan mengontrol kekhalifahan Abbasiyah pada tahun 447 H/1055. masa saljuk berakhir pada tahun 656 H/1258, ketika balatentara Mongol menyerang serta dunia Islam terutama bagian timur. Suku saljuk tidak selamanya mendominasi kekuasaan, karena khalifah Abbasiyah belakangan berhasil membebaskan diri dari kontrol Saljuk.
Sejak periode kedua Abbasiyyah yang dimulai setelah pertengahan abad ketiga hijriah, negara kekhilafaan Islam terus melemah secara progresif hingga akhirnya harus pecah menjadi tiga khilafah. Khilafah Abbasiyah berdiri di Timur; khilafah Fatimiah di Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara dan Syria; dan khilafah Umawiyah di Andalusia. Pada saat kondisi umat yang seperti ini perang salib terjadi.
KEUMMIAN NABI DAN KEOTENTIKAN ALQURAN
A. PENDAHULUAN
Kemukjizatan al-Qur’an dari aspek kondisi Nabi yang Ummi merupakan rencana agung Tuhan yang sangat Luarbiasa. Hanya Tuhanlah yang Maha Agung yang dapat mengucapkan kata kata indah Alquran, mengolah dan menata logika-logika maknanya. Bukan Muhammad, setan atau jin apalagi tukang peramal yang bisa mendisain proyek logika agung Alquran ini, baik dari segi makna, argumen-argumen maupun akrobatika dialektika teksnya. Terlalu berat resikonya kalau Muhammad yang ummi dan cerdas nalar serta akhlaknya membuat proyek Agung Alquran.
Kemukjizatan al-Qur’an dari aspek kondisi Nabi yang Ummi merupakan rencana agung Tuhan yang sangat Luarbiasa. Hanya Tuhanlah yang Maha Agung yang dapat mengucapkan kata kata indah Alquran, mengolah dan menata logika-logika maknanya. Bukan Muhammad, setan atau jin apalagi tukang peramal yang bisa mendisain proyek logika agung Alquran ini, baik dari segi makna, argumen-argumen maupun akrobatika dialektika teksnya. Terlalu berat resikonya kalau Muhammad yang ummi dan cerdas nalar serta akhlaknya membuat proyek Agung Alquran.
PENGETAHUAN MANUSIA SECARA UMUM
A. PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan yang banyak sekali. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut.
Manusia memiliki pengetahuan yang merupakan alat untuk melaksanakan segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa pengetahuan manusia akan mengalami kendala-kendala dalam menyelesaikan persoalannya. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas dalam mengembangkan pengetahuan yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya ( survival ).
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan yang banyak sekali. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai tindakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut.
Manusia memiliki pengetahuan yang merupakan alat untuk melaksanakan segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, tanpa pengetahuan manusia akan mengalami kendala-kendala dalam menyelesaikan persoalannya. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas dalam mengembangkan pengetahuan yang dilakukan secara sungguh-sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi pengetahuan ini terbatas untuk kelangsungan hidupnya ( survival ).
Senin, 04 Maret 2013
KHAWARIJ DAN MURJI'AH
KHAWARIJ DAN MURJI`AH
A. Pendahuluan
Berbicara mengenai Aliran-aliran(golongan/kelompok)dalam theologi atau seputar ilmu kalam di dalam dunia Islam,haruslah di awali dari pembahasan tentang Khilafah atau pemerintahan(kekuasaan).Bukan materi tentang maslah ketuhanan secara langsung,karena munculnya bahasan tentang theologi di awali dari perselisihan tentang khilafah dalam Islam,yang akhirnya bermuara pada lahirnya pemikiran dan pendapat tentang masalah Ketuhanan
Perbedaan pendapat di kalangan Umat Islam membuat terkelompok-kelompoknya umat islam,sehingga menimbulkan golongan atau aliran-aliran. Lahirnya golongan dan aliran tersebut memiliki corak yang beraneka ragam pemikiran dan pendapat yang berkaitan dengan kekuasaan Tuhan dan Perbuatan-perbuatan Manusia,bahkan klaim kafir, mukmin dan muslim pun bermunculan.
A. Pendahuluan
Berbicara mengenai Aliran-aliran(golongan/kelompok)dalam theologi atau seputar ilmu kalam di dalam dunia Islam,haruslah di awali dari pembahasan tentang Khilafah atau pemerintahan(kekuasaan).Bukan materi tentang maslah ketuhanan secara langsung,karena munculnya bahasan tentang theologi di awali dari perselisihan tentang khilafah dalam Islam,yang akhirnya bermuara pada lahirnya pemikiran dan pendapat tentang masalah Ketuhanan
Perbedaan pendapat di kalangan Umat Islam membuat terkelompok-kelompoknya umat islam,sehingga menimbulkan golongan atau aliran-aliran. Lahirnya golongan dan aliran tersebut memiliki corak yang beraneka ragam pemikiran dan pendapat yang berkaitan dengan kekuasaan Tuhan dan Perbuatan-perbuatan Manusia,bahkan klaim kafir, mukmin dan muslim pun bermunculan.
DINASTI MURABITHUN DAN MUWAHHIDUN
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Andalusia (Spanyol ) masa penaklukan Islam oleh Thariq bin Ziad hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan sangat besar. Pada priode ini Daulah Umayyah Spanyol mencapai puncaknya menyaingi Daulah Abbasyiah di Bagdad. Apalagi ketika telah didirikannya Universitas Cordoba, perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku, pembangunan kota berlangsung cepat dan rakyat dapat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan. Maka banyaklah para pencari ilmu pengetahuan memperdalam ilmu mereka di Andalusia terutama bangsa-bangsa Eropa.
PENDAHULUAN
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Andalusia (Spanyol ) masa penaklukan Islam oleh Thariq bin Ziad hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan sangat besar. Pada priode ini Daulah Umayyah Spanyol mencapai puncaknya menyaingi Daulah Abbasyiah di Bagdad. Apalagi ketika telah didirikannya Universitas Cordoba, perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku, pembangunan kota berlangsung cepat dan rakyat dapat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan. Maka banyaklah para pencari ilmu pengetahuan memperdalam ilmu mereka di Andalusia terutama bangsa-bangsa Eropa.
AMTSAL ALQURAN
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak dahulu bangsa Arab telah mempunyai keahlian dalam membawakan syair-syair dalam menyampaikan sesuatu maksud . Ini juga banyak dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Karena nampaknya makna dan tujuan yang akan sampaikan serasa memiliki hakekat hakikat yang tinggi, indah dan lebih menarik jika dituangkan dalam kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman, melalui analogi dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin.
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa sejak dahulu bangsa Arab telah mempunyai keahlian dalam membawakan syair-syair dalam menyampaikan sesuatu maksud . Ini juga banyak dilakukan oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini. Karena nampaknya makna dan tujuan yang akan sampaikan serasa memiliki hakekat hakikat yang tinggi, indah dan lebih menarik jika dituangkan dalam kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepada pemahaman, melalui analogi dengan sesuatu yang telah diketahui secara yakin.
PENDEKATAN POSMODREN DALAM STUDI ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah modern sudah sering kita dengar dan tidak asing lagi bagi kita. Bahkan kita senantiasa mengatakan bahwa kita hidup pada zaman modern, zaman di mana tingkat kemajuan telah mencapai puncaknya, dan tidak ada lagi zaman sesudahnya.
Namun anggapan itu akan berhenti manakala dikumandangkan ada istilah lain setelah zaman modern, yaitu istilah posmodern. Meskipun pengertian postmodern ini diselimuti ketidakjelasan makna, selalu saja orang- orang cendrung untuk membicarakannya. Bahkan tidak sedikit bermunculan tokoh- tokoh yang membahas tentang postmodern ini.
PENDAHULUAN
Istilah modern sudah sering kita dengar dan tidak asing lagi bagi kita. Bahkan kita senantiasa mengatakan bahwa kita hidup pada zaman modern, zaman di mana tingkat kemajuan telah mencapai puncaknya, dan tidak ada lagi zaman sesudahnya.
Namun anggapan itu akan berhenti manakala dikumandangkan ada istilah lain setelah zaman modern, yaitu istilah posmodern. Meskipun pengertian postmodern ini diselimuti ketidakjelasan makna, selalu saja orang- orang cendrung untuk membicarakannya. Bahkan tidak sedikit bermunculan tokoh- tokoh yang membahas tentang postmodern ini.
Kamis, 28 Februari 2013
MEDIA PEMBELAJARAN P0WER POINT PAI KELAS X
Untuk Mempermudah Kegiatan Belajar Mengajar, Saya Mempersilahkan Teman-Teman Seprofesi sebagai Guru Agama di SMA untuk Mendownload Materi PAI Kelas X berikut ini:
BAB I Penciptaan Manusia dan Tugasnya. Klik disini
BAB II Keikhlasan dalam Beribadah. Klik disini
BAB III Beriman Kepada Allah. Klik didini
BAB IV Berperilaku Terpuji. Klik disini
BAB V Hukum Islam. Klik disini
BAB VI Keteladanan Rasulullah saw Pada Periode Makkah. Klik disini
BAB I Penciptaan Manusia dan Tugasnya. Klik disini
BAB II Keikhlasan dalam Beribadah. Klik disini
BAB III Beriman Kepada Allah. Klik didini
BAB IV Berperilaku Terpuji. Klik disini
BAB V Hukum Islam. Klik disini
BAB VI Keteladanan Rasulullah saw Pada Periode Makkah. Klik disini
Rabu, 06 Februari 2013
MATERI PAI KD 5
BAHAN AJAR
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama IslamKelas/ Program/Semester : XI/Gsanjil
Tahun Ajaran : 2009 – 2010
Standar Kompetensi : Memahami Hukum Islam Tentang Muamalah.
Waktu : 6x 45 menit ( tiga kali pertemuan )
KKM : 82, 80 dan 76
Kopetensi Dasar
5.1. Menjelakan azas-azas transaksi ekonomi dalam Islam.
5.2. Memberikan contoh transaksi ekonomi dalam Islam.
Rabu, 09 Januari 2013
AL-FARABI DAN IBNU SINA : FILSAFAT EMANASI DAN JIWA
AL-FARABI DAN IBNU SINA : FILSAFAT EMANASI DAN JIWA
A. PENDAHULUAN
Bermula dari pemikiran Filsafat Yunani yang diwarisi oleh Plato dan Aristoteles yang memberikan perhatian kepada jiwa lebih banyak daripada perhatian kepada badan. Sebab, menurut pandangan kedua filosof ini, hakekat manusia pada dasarnya adalah hewan yang berfikir dan berakal, dan yang membedakan manusia dengan hewan adalah bagian dari jiwa ini, yakni pikiran dan akal. Atas dasar ini pula, dalam filsafat manusia, manusia digolongkan dalam dua kelompok, yaitu orang-orang khusus (al-khashah) dan orang-orang kebanyakan (al-ammah). Orang-orang khusus ialah mereka yang mengasah akal dengan ilmu-ilmu teoritis, bukan dengan kepandaian-kepandaian praktis.
A. PENDAHULUAN
Bermula dari pemikiran Filsafat Yunani yang diwarisi oleh Plato dan Aristoteles yang memberikan perhatian kepada jiwa lebih banyak daripada perhatian kepada badan. Sebab, menurut pandangan kedua filosof ini, hakekat manusia pada dasarnya adalah hewan yang berfikir dan berakal, dan yang membedakan manusia dengan hewan adalah bagian dari jiwa ini, yakni pikiran dan akal. Atas dasar ini pula, dalam filsafat manusia, manusia digolongkan dalam dua kelompok, yaitu orang-orang khusus (al-khashah) dan orang-orang kebanyakan (al-ammah). Orang-orang khusus ialah mereka yang mengasah akal dengan ilmu-ilmu teoritis, bukan dengan kepandaian-kepandaian praktis.
PEMBENTUKAN KHILAFAH PADA MASA ABUBAKAR SHIDDIQ
PEMBENTUKAN KHILAFAH PADA MASA ABUBAKAR SHIDDIQ
I. Pendahuluan
Nabi Muhammad SAW telah memimpin masyarakat Muslim kurang lebih selama 10 tahun. Pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah telah berhasil memberikan beberapa dasar hukum baru pada masyarakat Arab, baik pada sisi politik, sistem kemasyarakatan, sistem hukum yang akan mengatur masyarakat muslim pada masa selanjutnya.
Tampuk kepemimpinan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar, sepeninggal Rasulullah SAW, sebagai pemimpin pertama pengganti Rasulullah. Tentu ada banyak perbedaan corak kepemimpinan antara Rasulullah saw. Dengan kepemimpinan Abu Bakar yang disebabkan semakin heterogennya masyarakat Muslim.
I. Pendahuluan
Nabi Muhammad SAW telah memimpin masyarakat Muslim kurang lebih selama 10 tahun. Pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah telah berhasil memberikan beberapa dasar hukum baru pada masyarakat Arab, baik pada sisi politik, sistem kemasyarakatan, sistem hukum yang akan mengatur masyarakat muslim pada masa selanjutnya.
Tampuk kepemimpinan tersebut kemudian dilanjutkan oleh Abu Bakar, sepeninggal Rasulullah SAW, sebagai pemimpin pertama pengganti Rasulullah. Tentu ada banyak perbedaan corak kepemimpinan antara Rasulullah saw. Dengan kepemimpinan Abu Bakar yang disebabkan semakin heterogennya masyarakat Muslim.
NASIKH DAN MANSUKH
NASIKH DAN MANSUKH
A. Pengertian Nasikh dan Masukh
Masalah nasikh dan masukh dan korelasinya dengan Al-Qur’an merupakan hal yang masih hangat untuk dibicarakan. Pendapat seputar konsep ini – dalam fiqh – ushul al-fiqh, dan ‘ulum al-qur’an – masih dilingkupi oleh perdebatan. Karena, sepanjang zaman, masalah nasikh ini benar-benar telah menyita perhatian para pemikir Islam.
Menurut Prof.Dr.Muhammad Amin Suma, di antara kajian Islam tentang hukum (fiqh – ushul fiqh), yang hatta sekarang debatable dan controversial adalah persoalan nasakh, terutama jika dihubungkan dengan kemungkinan adanya nasikh – masukh sesame (internal) ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan, dengan nada yang cukup provokatif, pemikir liberal asal Mesir, Gama al-Banna menyatakan bahwa ide nasih adalah “min akbar al-kawarits al-fikriyah” (‘salah satu malapetaka pemikiran terbesar’) yang menjadikan ulama salaf tergelincir
A. Pengertian Nasikh dan Masukh
Masalah nasikh dan masukh dan korelasinya dengan Al-Qur’an merupakan hal yang masih hangat untuk dibicarakan. Pendapat seputar konsep ini – dalam fiqh – ushul al-fiqh, dan ‘ulum al-qur’an – masih dilingkupi oleh perdebatan. Karena, sepanjang zaman, masalah nasikh ini benar-benar telah menyita perhatian para pemikir Islam.
Menurut Prof.Dr.Muhammad Amin Suma, di antara kajian Islam tentang hukum (fiqh – ushul fiqh), yang hatta sekarang debatable dan controversial adalah persoalan nasakh, terutama jika dihubungkan dengan kemungkinan adanya nasikh – masukh sesame (internal) ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan, dengan nada yang cukup provokatif, pemikir liberal asal Mesir, Gama al-Banna menyatakan bahwa ide nasih adalah “min akbar al-kawarits al-fikriyah” (‘salah satu malapetaka pemikiran terbesar’) yang menjadikan ulama salaf tergelincir
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
A. Pendahuluan
Pendekatan antropologi dalam mengkaji berbagai fenomena kehidupan masyarakat telah dilakukan para pengkaji sosila budaya diwilayah Barat, dan pada gilirannya pendekatan antropologi budaya dan sosial juga telah dimanfaatkan dalam mengkaji fenomena keagamaan.
Islam sebagai ajaran dan sebagai pemikiran telah mendorong lahirnya berbagai institusi atau kelembagaan dalam lingkungan masyarakat Islam yang pada masa berikutnya setelah melalui suatu proses membentuk prilaku dan fenomena-fenomena keagamaan yang merupakan bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat.
A. Pendahuluan
Pendekatan antropologi dalam mengkaji berbagai fenomena kehidupan masyarakat telah dilakukan para pengkaji sosila budaya diwilayah Barat, dan pada gilirannya pendekatan antropologi budaya dan sosial juga telah dimanfaatkan dalam mengkaji fenomena keagamaan.
Islam sebagai ajaran dan sebagai pemikiran telah mendorong lahirnya berbagai institusi atau kelembagaan dalam lingkungan masyarakat Islam yang pada masa berikutnya setelah melalui suatu proses membentuk prilaku dan fenomena-fenomena keagamaan yang merupakan bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)